Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli: Memahami Lebih Dalam Teknik Menggali Informasi

Pernah nggak sih kamu kepikiran, gimana caranya ngorek informasi dari seseorang sampai ke akar-akarnya? Nah, wawancara adalah jawabannya! Bayangin, kamu bisa menggali cerita, pengalaman, dan perspektif unik dari narasumber, yang mungkin nggak bisa kamu temukan di buku atau internet. Tapi, sebelum kamu terjun langsung ke medan wawancara, penting banget buat memahami apa sih sebenarnya pengertian wawancara menurut para ahli?

Wawancara, dalam bahasa sederhana, adalah proses tanya jawab yang terstruktur antara pewawancara dan narasumber untuk mendapatkan informasi spesifik. Para ahli punya definisi wawancara yang lebih detail, lho! Mereka mendefinisikan wawancara sebagai metode pengumpulan data yang melibatkan interaksi langsung, baik lisan maupun tertulis, untuk mendapatkan informasi yang mendalam dari narasumber.

Pengertian Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang sering digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari penelitian ilmiah hingga proses perekrutan karyawan. Dalam wawancara, seorang pewawancara mengajukan pertanyaan kepada narasumber untuk mendapatkan informasi, pendapat, atau pengalaman. Proses tanya jawab ini memungkinkan pewawancara untuk menggali lebih dalam tentang topik yang ingin dikaji.

Definisi Wawancara Secara Umum

Secara umum, wawancara dapat diartikan sebagai proses komunikasi dua arah antara dua orang atau lebih, di mana salah satu pihak (pewawancara) mengajukan pertanyaan kepada pihak lain (narsumber) untuk memperoleh informasi, klarifikasi, atau perspektif mengenai suatu topik tertentu.

Definisi Wawancara Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

KBBI mendefinisikan wawancara sebagai “percakapan resmi untuk memperoleh keterangan atau informasi”. Definisi ini menekankan aspek formalitas dan tujuan utama wawancara, yaitu untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya.

Contoh Definisi Wawancara dari Sumber Referensi

Berikut adalah beberapa definisi wawancara dari berbagai sumber buku referensi:

  • Menurut Sugiyono (2017) dalam bukunya “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, wawancara adalah “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung antara pewawancara dengan narasumber untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang suatu topik tertentu”.
  • Arikunto (2013) dalam bukunya “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik” mendefinisikan wawancara sebagai “suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung antara pewawancara dengan narasumber”.
  • Moleong (2017) dalam bukunya “Metodologi Penelitian Kualitatif” mendefinisikan wawancara sebagai “suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung antara pewawancara dengan narasumber untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang suatu topik tertentu”.

Tujuan Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data yang melibatkan interaksi langsung antara pewawancara dan narasumber. Tujuan utama wawancara adalah untuk memperoleh informasi yang akurat, mendalam, dan terperinci dari narasumber. Tujuan ini bisa dijabarkan lebih lanjut dari sudut pandang pewawancara dan narasumber.

Tujuan Wawancara dari Sudut Pandang Pewawancara

Pewawancara memiliki tujuan tertentu dalam melakukan wawancara. Tujuan ini dapat dibagi menjadi beberapa poin, yaitu:

  • Memperoleh informasi yang spesifik dan relevan: Pewawancara ingin mendapatkan informasi yang sesuai dengan topik yang ingin dikaji. Informasi ini bisa berupa data, fakta, opini, atau pengalaman narasumber.
  • Memahami perspektif narasumber: Wawancara memungkinkan pewawancara untuk memahami bagaimana narasumber memandang suatu isu atau kejadian. Hal ini penting untuk mendapatkan informasi yang lebih komprehensif dan berimbang.
  • Memverifikasi informasi yang telah diperoleh: Wawancara dapat digunakan untuk memastikan kebenaran informasi yang telah diperoleh dari sumber lain. Pewawancara dapat mengajukan pertanyaan klarifikasi dan konfirmasi kepada narasumber.
  • Mengembangkan pemahaman yang lebih dalam: Melalui interaksi langsung dengan narasumber, pewawancara dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang topik yang dikaji. Hal ini memungkinkan pewawancara untuk melihat isu dari berbagai sudut pandang.

Tujuan Wawancara dari Sudut Pandang Narasumber

Narasumber juga memiliki tujuan tertentu dalam mengikuti wawancara. Berikut adalah beberapa tujuan umum narasumber dalam wawancara:

  • Membagikan pengetahuan dan pengalaman: Narasumber mungkin ingin berbagi informasi dan pengalaman yang mereka miliki dengan pewawancara. Hal ini dapat bermanfaat bagi pewawancara dan juga bagi narasumber sendiri, karena dapat membantu mereka untuk merefleksikan pengalaman mereka.
  • Menyampaikan opini dan pandangan: Narasumber mungkin ingin menyampaikan opini dan pandangan mereka tentang suatu isu atau kejadian. Wawancara memberikan platform bagi narasumber untuk mengekspresikan diri dan berbagi pemikiran mereka.
  • Meningkatkan kesadaran tentang isu tertentu: Narasumber mungkin ingin meningkatkan kesadaran publik tentang isu tertentu yang mereka pedulikan. Wawancara dapat menjadi platform yang efektif untuk menyampaikan pesan dan menarik perhatian publik.
  • Membangun hubungan dan koneksi: Wawancara dapat menjadi kesempatan bagi narasumber untuk membangun hubungan dan koneksi dengan orang lain, baik dengan pewawancara maupun dengan audiens yang lebih luas.

Jenis-jenis Wawancara

Wawancara adalah salah satu metode pengumpulan data yang paling sering digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari jurnalisme hingga penelitian ilmiah. Tapi, bukan berarti semua wawancara itu sama, lho! Tergantung tujuannya, jenis wawancara yang digunakan bisa berbeda-beda.

Jenis wawancara yang dipilih bisa berpengaruh pada kualitas dan ketepatan data yang diperoleh. Makanya, penting banget untuk memahami jenis-jenis wawancara yang ada dan memilih yang paling tepat untuk kebutuhanmu.

Jenis-jenis Wawancara dan Ciri-cirinya

Secara umum, jenis-jenis wawancara dapat dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu:

Jenis Wawancara Ciri-ciri Contoh Situasi
Terstruktur
  • Pertanyaan yang diajukan sudah ditentukan sebelumnya dan diajukan kepada semua responden dengan urutan yang sama.
  • Jawaban responden biasanya berupa pilihan ganda atau skala rating.
  • Fokus pada pengumpulan data kuantitatif.
  • Survei kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan tertentu.
  • Riset pasar untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap produk baru.
  • Penelitian ilmiah untuk mengukur variabel tertentu, seperti tingkat stres atau kepribadian.
Semi-Terstruktur
  • Pertanyaan inti sudah ditentukan, namun pewawancara memiliki fleksibilitas untuk mengajukan pertanyaan lanjutan atau mengklarifikasi jawaban responden.
  • Jawaban responden bisa berupa narasi atau deskripsi.
  • Fokus pada pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif.
  • Wawancara dengan ahli untuk mendapatkan informasi mendalam tentang topik tertentu.
  • Wawancara dengan karyawan untuk mengetahui opini dan masukan mereka tentang kebijakan perusahaan.
  • Penelitian kualitatif untuk memahami pengalaman hidup responden.
Tidak Terstruktur
  • Pewawancara tidak memiliki pertanyaan yang sudah ditentukan dan hanya mengarahkan percakapan berdasarkan topik yang ingin dibahas.
  • Jawaban responden bisa berupa narasi yang panjang dan mendalam.
  • Fokus pada pengumpulan data kualitatif.
  • Wawancara dengan tokoh publik untuk mendapatkan pandangan mereka tentang isu terkini.
  • Wawancara dengan seniman untuk memahami proses kreatif mereka.
  • Penelitian etnografi untuk memahami budaya dan perilaku suatu kelompok.

Perbedaan Wawancara Terstruktur dan Tidak Terstruktur

Wawancara terstruktur dan tidak terstruktur memiliki perbedaan yang cukup signifikan, khususnya dalam hal fleksibilitas dan kedalaman informasi yang diperoleh.

Wawancara terstruktur lebih terstruktur dan sistematis, dengan pertanyaan yang sudah ditentukan sebelumnya dan jawaban yang terbatas. Ini membuat data yang diperoleh lebih mudah dianalisis dan dibandingkan antar responden. Namun, wawancara terstruktur kurang fleksibel dan bisa jadi tidak mampu menggali informasi yang lebih mendalam.

Wawancara tidak terstruktur, di sisi lain, lebih fleksibel dan memungkinkan pewawancara untuk menggali informasi yang lebih mendalam dan personal. Namun, data yang diperoleh bisa lebih sulit dianalisis dan dibandingkan antar responden.

Pada akhirnya, jenis wawancara yang dipilih tergantung pada tujuan penelitian dan jenis data yang ingin diperoleh.

Tahapan Wawancara

Wawancara merupakan proses interaksi antara pewawancara dan narasumber, yang bertujuan untuk menggali informasi, pendapat, dan perspektif dari narasumber. Proses ini umumnya dibagi menjadi beberapa tahapan yang saling terkait, mulai dari persiapan hingga penyelesaian. Masing-masing tahapan memiliki peran penting dalam memastikan kelancaran dan keberhasilan wawancara.

Persiapan

Tahap persiapan merupakan fondasi yang kuat untuk wawancara yang sukses. Di sini, baik pewawancara maupun narasumber memiliki peran penting dalam membangun landasan yang kokoh untuk interaksi yang efektif.

  • Pewawancara perlu menentukan tujuan wawancara, merumuskan pertanyaan yang relevan, dan melakukan riset tentang narasumber.
  • Narasumber, di sisi lain, perlu mempersiapkan diri dengan informasi yang relevan, mempertimbangkan kemungkinan pertanyaan, dan menentukan poin-poin penting yang ingin disampaikan.

Pembukaan

Pembukaan wawancara menjadi momen krusial untuk membangun suasana yang nyaman dan profesional. Pewawancara berperan dalam menciptakan kesan positif dan membangun koneksi dengan narasumber.

  • Pewawancara memulai dengan memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan wawancara, dan menanyakan kesiapan narasumber.
  • Narasumber merespon dengan ramah dan menunjukkan kesiapan untuk berpartisipasi dalam wawancara.

Pertanyaan dan Jawaban

Ini adalah inti dari wawancara, di mana pewawancara menggali informasi dari narasumber melalui pertanyaan yang terstruktur dan terarah.

  • Pewawancara mengajukan pertanyaan yang telah disiapkan, memastikan aliran pertanyaan yang logis dan koheren.
  • Narasumber memberikan jawaban yang jelas, jujur, dan relevan dengan pertanyaan yang diajukan.

Penutup

Penutup wawancara merupakan tahap penting untuk memastikan semua informasi penting telah tergali dan narasumber merasa dihargai.

  • Pewawancara merangkum poin-poin penting yang telah dibahas, menanyakan apakah narasumber memiliki tambahan informasi, dan mengucapkan terima kasih atas partisipasinya.
  • Narasumber memastikan semua pertanyaan telah terjawab dengan baik, mengucapkan terima kasih atas kesempatan berpartisipasi, dan menyatakan kesediaannya untuk membantu jika diperlukan.

Teknik Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang paling umum digunakan dalam penelitian kualitatif. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk menggali informasi lebih dalam dari narasumber, memahami perspektif mereka, dan membangun hubungan yang lebih personal. Untuk mendapatkan informasi yang akurat dan relevan, penting untuk menguasai teknik wawancara yang efektif.

Teknik Dasar Wawancara

Teknik wawancara dapat dibagi menjadi beberapa jenis, namun secara umum, teknik dasar yang perlu dipahami meliputi:

  • Wawancara Terstruktur: Wawancara ini menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disusun secara sistematis dan tidak boleh diubah. Pertanyaan yang diajukan biasanya bersifat tertutup, dan jawabannya dapat dikategorikan dan dianalisis secara kuantitatif. Wawancara terstruktur cocok untuk penelitian yang membutuhkan data yang konsisten dan objektif.
  • Wawancara Semi-Terstruktur: Wawancara ini menggunakan pedoman pertanyaan yang lebih fleksibel, memungkinkan peneliti untuk menanyakan pertanyaan tambahan berdasarkan jawaban narasumber. Wawancara semi-terstruktur memberikan ruang untuk menggali informasi yang lebih mendalam dan memahami konteks dari jawaban narasumber.
  • Wawancara Tidak Terstruktur: Wawancara ini tidak menggunakan pedoman pertanyaan yang baku, melainkan hanya topik pembahasan yang ingin diangkat. Peneliti memiliki kebebasan untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan alur percakapan dan tanggapan narasumber. Wawancara tidak terstruktur cocok untuk penelitian yang membutuhkan pemahaman yang holistik tentang topik yang dibahas.

Contoh Teknik Wawancara Efektif

Salah satu teknik wawancara yang efektif untuk mendapatkan informasi yang akurat adalah dengan menggunakan teknik “bola salju”. Teknik ini dimulai dengan mewawancarai satu narasumber yang memiliki pengetahuan tentang topik yang dibahas. Kemudian, peneliti meminta narasumber tersebut untuk merekomendasikan narasumber lain yang memiliki pengetahuan lebih dalam. Dengan cara ini, peneliti dapat mengakses informasi yang lebih luas dan mendalam.

Daftar Pertanyaan Terbuka dan Tertutup

Pertanyaan terbuka dan tertutup memiliki peran yang berbeda dalam wawancara. Pertanyaan terbuka mendorong narasumber untuk memberikan jawaban yang lebih detail dan eksploratif, sedangkan pertanyaan tertutup memberikan jawaban yang lebih spesifik dan terstruktur.

  • Pertanyaan Terbuka:
    • Bagaimana pengalaman Anda dalam menghadapi situasi ini?
    • Apa yang menurut Anda menjadi faktor utama dalam masalah ini?
    • Ceritakan tentang apa yang Anda rasakan saat itu.
  • Pertanyaan Tertutup:
    • Apakah Anda pernah mengalami situasi seperti ini sebelumnya?
    • Apakah Anda setuju dengan pernyataan ini?
    • Manakah dari pilihan berikut yang paling sesuai dengan pendapat Anda?

Etika Wawancara

Pengertian wawancara menurut para ahli

Wawancara adalah proses interaksi antara pewawancara dan narasumber untuk mendapatkan informasi. Proses ini penting dalam berbagai bidang, seperti jurnalisme, penelitian, dan rekrutmen. Namun, dalam melakukan wawancara, penting untuk memperhatikan etika agar prosesnya berjalan lancar dan informasi yang diperoleh akurat serta objektif. Etika wawancara meliputi berbagai aspek, mulai dari persiapan hingga cara menyampaikan informasi yang diperoleh.

Etika yang Perlu Diperhatikan, Pengertian wawancara menurut para ahli

Etika wawancara merupakan pedoman moral yang harus dipegang teguh oleh pewawancara dan narasumber. Berikut beberapa etika yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara:

  • Jujur dan Transparan: Pewawancara harus jujur dan transparan mengenai tujuan dan penggunaan informasi yang diperoleh. Narasumber juga harus jujur dalam memberikan informasi.
  • Hormat dan Sopan Santun: Perlakukan narasumber dengan hormat dan sopan santun. Hindari bahasa kasar, pertanyaan yang mengintimidasi, atau sikap yang meremehkan.
  • Privasi dan Kerahasiaan: Hormati privasi narasumber dan jangan mengungkapkan informasi yang bersifat pribadi atau rahasia tanpa izin.
  • Kebebasan Berpendapat: Berikan narasumber kebebasan untuk mengekspresikan pendapatnya tanpa tekanan atau intimidasi.
  • Objektivitas: Pewawancara harus objektif dalam menyusun pertanyaan dan menginterpretasikan jawaban narasumber.
  • Tanggung Jawab: Pewawancara bertanggung jawab atas informasi yang diperoleh dan bagaimana informasi tersebut disajikan kepada publik.

Pentingnya Menjaga Kerahasiaan Informasi

Menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam wawancara sangat penting. Informasi yang bersifat pribadi atau rahasia dapat merugikan narasumber jika diungkapkan tanpa izin. Kerahasiaan juga membangun kepercayaan antara pewawancara dan narasumber, sehingga narasumber lebih terbuka dan jujur dalam memberikan informasi.

Contoh Perilaku Tidak Etis dalam Wawancara

Perilaku tidak etis dalam wawancara dapat merusak kredibilitas pewawancara dan merugikan narasumber. Berikut beberapa contoh perilaku tidak etis:

  • Menyadap percakapan tanpa izin: Menyadap percakapan tanpa izin narasumber merupakan pelanggaran privasi yang serius.
  • Mengedit jawaban narasumber tanpa sepengetahuan: Mengedit jawaban narasumber tanpa sepengetahuan mereka dapat mengubah makna dari informasi yang disampaikan.
  • Membuat pernyataan yang menyesatkan: Pewawancara harus menghindari membuat pernyataan yang menyesatkan atau manipulatif untuk mendapatkan informasi dari narasumber.
  • Membocorkan informasi rahasia: Membocorkan informasi rahasia yang diperoleh dalam wawancara dapat merugikan narasumber dan merusak reputasi pewawancara.

Peranan Wawancara: Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli

Wawancara adalah metode pengumpulan data yang sangat penting dan versatile. Metode ini digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari jurnalistik hingga rekrutmen. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain dan menggali informasi yang mendalam adalah kunci keberhasilan dalam wawancara.

Jurnalistik

Dalam jurnalistik, wawancara adalah alat penting untuk mengumpulkan informasi dan cerita dari sumber pertama. Wawancara memungkinkan jurnalis untuk memahami perspektif, pengalaman, dan pendapat orang-orang yang terlibat dalam sebuah peristiwa atau isu.

  • Wawancara dengan saksi mata dapat memberikan informasi langsung tentang sebuah kejadian, seperti kecelakaan atau demonstrasi.
  • Wawancara dengan ahli dapat memberikan perspektif yang lebih luas dan mendalam tentang sebuah isu, seperti perubahan iklim atau kebijakan pemerintah.
  • Wawancara dengan tokoh publik dapat mengungkapkan informasi penting tentang kebijakan atau keputusan mereka.

Manfaat dari penggunaan wawancara dalam jurnalistik adalah untuk meningkatkan kredibilitas dan objektivitas berita. Wawancara memungkinkan jurnalis untuk menghadirkan berbagai sudut pandang dan perspektif, sehingga pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih lengkap tentang suatu isu.

Penelitian

Wawancara merupakan metode yang umum digunakan dalam penelitian kualitatif. Metode ini memungkinkan peneliti untuk menggali informasi yang mendalam tentang pengalaman, perspektif, dan pendapat responden.

  • Wawancara dengan pengguna produk dapat memberikan informasi tentang kebutuhan dan kepuasan mereka, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan desain produk.
  • Wawancara dengan pasien dapat memberikan informasi tentang pengalaman mereka dengan perawatan kesehatan, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan.
  • Wawancara dengan guru dapat memberikan informasi tentang tantangan dan kebutuhan mereka di kelas, sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan program pelatihan yang lebih efektif.

Manfaat dari penggunaan wawancara dalam penelitian adalah untuk mendapatkan data yang kaya dan mendalam. Wawancara memungkinkan peneliti untuk memahami konteks dan nuansa dari pengalaman responden, sehingga dapat menghasilkan analisis yang lebih komprehensif.

Rekrutmen

Wawancara merupakan bagian penting dari proses rekrutmen. Metode ini memungkinkan perusahaan untuk menilai kandidat secara langsung dan memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk posisi tersebut.

  • Wawancara dapat digunakan untuk menilai keterampilan komunikasi, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan bekerja dalam tim.
  • Wawancara juga dapat digunakan untuk memahami motivasi dan nilai-nilai kandidat, sehingga perusahaan dapat memilih kandidat yang paling sesuai dengan budaya perusahaan.
  • Wawancara memungkinkan perusahaan untuk membangun hubungan dengan kandidat dan memberikan informasi yang lebih lengkap tentang peran dan perusahaan.

Manfaat dari penggunaan wawancara dalam rekrutmen adalah untuk meningkatkan kualitas rekrutmen. Wawancara memungkinkan perusahaan untuk memilih kandidat yang paling qualified dan berpotensi untuk sukses dalam peran tersebut.

Keterampilan Wawancara

Wawancara, baik sebagai pewawancara atau narasumber, adalah seni. Diperlukan keterampilan khusus untuk bisa melakukan wawancara yang efektif dan menghasilkan informasi yang berharga. Tak hanya sekedar bertanya dan menjawab, wawancara juga melibatkan kemampuan membangun koneksi, menggali informasi, dan mengelola situasi.

Wawancara, menurut para ahli, adalah proses tanya jawab untuk mendapatkan informasi dari narasumber. Bayangkan seperti mencari tahu makna sebuah kata, tapi bukan di kamus, melainkan dari seseorang yang ahli di bidangnya. Sama seperti mencari tahu pengertian hadits, yang bisa diartikan sebagai “perkataan, perbuatan, atau ketetapan Nabi Muhammad SAW”, seperti yang dijelaskan dalam situs ini.

Dalam wawancara, kita juga mencari informasi yang akurat dan terpercaya, layaknya hadits yang menjadi sumber hukum Islam.

Keterampilan Pewawancara

Jadi pewawancara yang handal bukan perkara mudah. Butuh latihan dan strategi yang tepat. Berikut beberapa keterampilan yang penting untuk dikuasai:

  • Kemampuan Mendengarkan Aktif: Pewawancara yang baik adalah pendengar yang aktif. Mereka tidak hanya mendengar kata-kata, tetapi juga memperhatikan bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada bicara narasumber. Hal ini membantu mereka memahami pesan yang ingin disampaikan secara utuh.
  • Keterampilan Bertanya: Mengajukan pertanyaan yang tepat adalah kunci untuk mendapatkan informasi yang relevan dan mendalam. Pewawancara yang baik mampu merumuskan pertanyaan yang terbuka, spesifik, dan berfokus pada tujuan wawancara.
  • Kemampuan Mengaitkan: Pewawancara yang handal bisa mengaitkan jawaban narasumber dengan pertanyaan sebelumnya, sehingga wawancara mengalir dengan baik dan tidak berkesan acak.
  • Kemampuan Berempati: Membangun empati dengan narasumber penting untuk menciptakan suasana yang nyaman dan mendorong mereka untuk membuka diri. Hal ini membantu narasumber merasa dihargai dan lebih terbuka dalam berbagi informasi.
  • Keterampilan Mengelola Waktu: Pewawancara yang baik harus mampu mengatur waktu dengan efisien, memastikan semua pertanyaan penting terjawab dalam waktu yang telah ditentukan.
  • Keterampilan Mengatur Suasana: Pewawancara yang handal mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk wawancara, sehingga narasumber merasa nyaman dan fokus dalam menjawab pertanyaan.
  • Kemampuan Mengatur Emosi: Dalam situasi yang menantang, pewawancara harus tetap tenang dan profesional. Mereka tidak boleh terpancing emosi oleh narasumber dan tetap fokus pada tujuan wawancara.
  • Keterampilan Berkomunikasi: Pewawancara yang baik harus mampu berkomunikasi secara efektif, baik verbal maupun nonverbal. Mereka harus jelas dalam menyampaikan pertanyaan dan memberikan umpan balik yang positif kepada narasumber.

Meningkatkan Keterampilan Mendengarkan dan Bertanya

Mendengarkan dan bertanya adalah dua keterampilan inti dalam wawancara. Berikut beberapa tips untuk meningkatkan kemampuan tersebut:

  • Fokus pada Narasumber: Saat narasumber berbicara, fokuslah sepenuhnya pada mereka. Hindari gangguan seperti ponsel atau pikiran lain.
  • Ajukan Pertanyaan Pendalaman: Setelah narasumber menjawab, ajukan pertanyaan lanjutan untuk menggali lebih dalam informasi yang telah disampaikan. Misalnya, “Bisakah Anda ceritakan lebih detail tentang…?” atau “Apa yang membuat Anda berpikir begitu?”.
  • Hindari Menginterupsi: Biarkan narasumber menyelesaikan kalimatnya sebelum Anda mengajukan pertanyaan lain. Menginterupsi dapat membuat narasumber merasa tidak dihargai dan mengganggu alur wawancara.
  • Berikan Umpan Balik Positif: Berikan respon verbal dan nonverbal yang positif untuk menunjukkan bahwa Anda mendengarkan dan tertarik dengan apa yang mereka katakan. Misalnya, mengangguk, tersenyum, atau mengatakan “Ya, saya mengerti”.
  • Latih Keterampilan Mendengarkan: Anda bisa berlatih mendengarkan dengan aktif dengan mengikuti seminar, membaca buku, atau menonton video tentang keterampilan komunikasi.

Strategi Mengatasi Situasi Sulit

Wawancara tidak selalu berjalan mulus. Ada kalanya Anda menghadapi situasi yang sulit, seperti narasumber yang gugup, tidak kooperatif, atau bahkan agresif. Berikut beberapa strategi untuk mengatasi situasi tersebut:

  • Tetap Tenang dan Profesional: Meskipun situasi sulit, tetaplah tenang dan profesional. Hindari reaksi emosional yang dapat memperburuk situasi.
  • Pahami Perasaan Narasumber: Cobalah untuk memahami mengapa narasumber bersikap demikian. Apakah mereka gugup, marah, atau tidak nyaman dengan pertanyaan Anda?
  • Ajukan Pertanyaan yang Lebih Terbuka: Jika narasumber memberikan jawaban singkat atau tidak jelas, cobalah untuk mengajukan pertanyaan yang lebih terbuka untuk mendorong mereka berbagi informasi lebih banyak.
  • Gunakan Bahasa Tubuh yang Positif: Bahasa tubuh yang positif, seperti senyum, kontak mata, dan postur tubuh yang terbuka, dapat membantu menenangkan situasi dan membangun kepercayaan.
  • Bersikap Fleksibel: Jika Anda merasa wawancara tidak berjalan sesuai rencana, jangan takut untuk mengubah strategi. Anda bisa mengalihkan topik, memperpendek pertanyaan, atau bahkan mengakhiri wawancara lebih cepat jika dirasa perlu.

Persiapan Wawancara

Wawancara adalah momen krusial dalam proses perekrutan. Ini adalah kesempatan bagi kamu untuk menunjukkan kemampuan dan potensimu kepada calon pemberi kerja. Persiapan yang matang akan membuatmu lebih percaya diri dan meningkatkan peluangmu untuk sukses. Jadi, jangan anggap remeh tahapan ini, ya!

Langkah-Langkah Persiapan Wawancara

Persiapan yang baik adalah kunci untuk sukses dalam wawancara. Berikut beberapa langkah yang bisa kamu lakukan:

  • Pahami Posisi yang Dilamar: Pastikan kamu benar-benar memahami deskripsi pekerjaan, tanggung jawab, dan kualifikasi yang dibutuhkan.
  • Riset Perusahaan: Cari tahu tentang sejarah, visi, misi, budaya, dan produk/layanan yang ditawarkan perusahaan.
  • Rencanakan Atasan Wawancara: Siapkan daftar pertanyaan yang ingin kamu tanyakan kepada pewawancara. Ini menunjukkan antusiasme dan ketertarikanmu pada posisi tersebut.
  • Latih Jawaban: Siapkan jawaban untuk pertanyaan umum yang sering diajukan dalam wawancara. Latih dengan cermin atau teman untuk meningkatkan kepercayaan diri.
  • Siapkan Outfit yang Tepat: Pilih pakaian yang rapi, profesional, dan sesuai dengan budaya perusahaan.
  • Persiapan Logistik: Pastikan kamu tahu lokasi wawancara, rute, dan waktu tempuh. Siapkan dokumen penting seperti CV, portfolio, dan surat lamaran.

Contoh Pertanyaan untuk Persiapan Wawancara

Membuat daftar pertanyaan yang ingin kamu tanyakan kepada pewawancara bisa menjadi langkah yang cerdas. Ini menunjukkan rasa ingin tahu dan ketertarikanmu pada posisi tersebut. Berikut beberapa contoh pertanyaan yang bisa kamu gunakan:

  • Apa saja tantangan terbesar yang dihadapi tim saat ini?
  • Bagaimana perusahaan mendukung pengembangan karir karyawan?
  • Apa budaya kerja yang dianut oleh perusahaan?
  • Bagaimana sistem evaluasi kinerja di perusahaan?
  • Apa saja peluang untuk belajar dan berkembang di perusahaan?

Hal-Hal yang Perlu Dibawa Saat Wawancara

Selain persiapan mental, kamu juga perlu menyiapkan beberapa hal penting untuk dibawa saat wawancara. Berikut beberapa daftarnya:

  • CV dan Surat Lamaran: Pastikan dokumen ini rapi, mudah dibaca, dan dicetak di kertas berkualitas.
  • Portfolio: Jika kamu melamar posisi yang membutuhkan portofolio, pastikan kamu membawa contoh karya terbaikmu.
  • Catatan: Siapkan catatan berisi pertanyaan yang ingin kamu tanyakan kepada pewawancara.
  • Pena dan Buku Catatan: Gunakan untuk mencatat poin-poin penting selama wawancara.
  • Kartu Nama: Bawalah kartu nama untuk mempermudah pewawancara mengingat informasi kontakmu.
  • Identitas Diri: Pastikan kamu membawa identitas diri yang sah.

Pentingnya Wawancara

Wawancara, metode pengumpulan data yang melibatkan interaksi langsung antara pewawancara dan narasumber, punya peran penting dalam berbagai bidang, mulai dari penelitian ilmiah hingga rekrutmen karyawan. Kenapa sih wawancara dianggap sebagai metode yang ampuh? Yuk, kita bahas!

Informasi Lebih Mendalam

Wawancara punya kemampuan untuk menggali informasi yang lebih detail dan mendalam dibandingkan metode lain, seperti survei atau kuesioner. Lewat percakapan yang terbuka, pewawancara bisa menggali pemahaman yang lebih kompleks tentang suatu topik, sudut pandang, dan pengalaman narasumber.

  • Misalnya, dalam penelitian tentang efek media sosial terhadap remaja, wawancara bisa memberikan informasi yang lebih kaya dibandingkan survei. Pewawancara bisa menggali detail tentang pengalaman pribadi, emosi, dan interpretasi remaja terhadap konten media sosial. Mereka bisa menjelaskan bagaimana media sosial memengaruhi interaksi sosial, perilaku, dan bahkan kesehatan mental mereka.

Membangun Hubungan dan Kepercayaan

Wawancara tidak hanya sekadar tanya jawab, tapi juga proses membangun hubungan dan kepercayaan antara pewawancara dan narasumber. Interaksi langsung ini memungkinkan pewawancara untuk memahami narasumber secara lebih personal, membangun empati, dan menciptakan suasana yang nyaman untuk berbagi informasi.

  • Dalam konteks rekrutmen, wawancara memungkinkan tim HR untuk menilai karakter, motivasi, dan kemampuan calon karyawan secara lebih komprehensif. Percakapan yang terbuka bisa membantu menyingkap potensi dan nilai yang tidak terlihat dalam resume atau portofolio.

Terakhir

Wawancara adalah seni menggali informasi yang membutuhkan kejelian dan kepekaan. Dengan memahami pengertian wawancara menurut para ahli, kamu bisa mengasah kemampuan komunikasi dan membangun hubungan yang baik dengan narasumber. Ingat, wawancara bukan sekadar tanya jawab, tapi sebuah proses membangun pemahaman dan pengetahuan yang lebih luas!