Pengertian sikap menurut para ahli – Pernah ngerasa bingung kenapa orang-orang punya cara pandang yang berbeda? Kenapa ada yang suka banget sama kucing, tapi ada juga yang alergi? Itu semua karena sikap, gengs! Sikap adalah seperti ‘kacamata’ yang kita pakai untuk melihat dunia, memengaruhi cara kita berpikir, bersikap, dan bertindak.
Nah, dalam dunia psikologi, banyak banget ahli yang mencoba mengungkap rahasia sikap. Dari definisi sampai faktor-faktor yang mempengaruhinya, semuanya dibahas tuntas. Yuk, kita telusuri bareng-bareng pengertian sikap menurut para ahli dan cari tahu bagaimana sikap berperan penting dalam kehidupan kita!
Pengertian Sikap
Pernah gak sih kamu merasa sebel sama orang yang suka ngomongin orang lain di belakang? Atau sebaliknya, kamu merasa suka sama temen yang selalu ngasih semangat buat kamu? Nah, perasaan-perasaan itu sebenarnya adalah contoh dari sikap. Sikap merupakan penilaian atau perasaan yang kita miliki terhadap sesuatu atau seseorang. Sikap ini terbentuk dari pengalaman, nilai, dan keyakinan kita, dan mempengaruhi cara kita berpikir, bersikap, dan bertindak.
Definisi Sikap
Secara umum, sikap adalah kecenderungan untuk merespon sesuatu atau seseorang dengan cara tertentu. Sikap ini bisa berupa perasaan positif, negatif, atau netral. Sikap bisa terbentuk secara sadar atau tidak sadar, dan bisa berubah seiring waktu. Misalnya, kamu mungkin awalnya merasa takut sama anjing karena pernah digigit, tapi seiring waktu kamu bisa belajar untuk menyukai anjing setelah bertemu dengan anjing yang ramah dan baik.
Perbedaan Definisi Sikap Menurut Para Ahli
Banyak ahli yang mencoba mendefinisikan sikap, dan masing-masing punya pandangan yang berbeda. Berikut adalah beberapa definisi sikap menurut para ahli:
Definisi | Sumber | Contoh |
---|---|---|
Sikap adalah kecenderungan untuk merespon objek tertentu dengan cara yang baik atau buruk. | Allport (1935) | Seseorang yang memiliki sikap positif terhadap lingkungan akan cenderung untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan. |
Sikap adalah keadaan kesiapan mental dan saraf yang terorganisir melalui pengalaman dan yang mempengaruhi respons individu terhadap objek dan situasi. | Thurstone (1928) | Seseorang yang memiliki sikap negatif terhadap rokok akan cenderung untuk menghindari rokok dan tidak merokok. |
Sikap adalah disposisi untuk menanggapi suatu objek dengan cara tertentu, baik secara positif, negatif, atau netral. | Katz & Stotland (1959) | Seseorang yang memiliki sikap netral terhadap politik akan cenderung untuk tidak terlibat dalam kegiatan politik dan tidak memilih dalam pemilu. |
Unsur-Unsur Sikap
Sikap itu kayak baju, guys. Ada bagian-bagiannya yang kalau digabungin, bisa ngasih gambaran tentang karakter seseorang. Jadi, bukan cuma sekedar suka atau enggak suka, lho. Nah, biar makin paham, yuk kita bahas tiga unsur penting yang ngebentuk sikap:
Kognitif
Kognitif itu kayak otaknya sikap, nih. Dia ngebahas tentang pengetahuan dan keyakinan kita tentang sesuatu. Misalnya, kamu punya keyakinan bahwa makan sayur itu sehat. Nah, keyakinan ini didasari dari pengetahuan kamu tentang manfaat sayur buat tubuh. Makin banyak pengetahuan kamu tentang sayur, makin kuat keyakinan kamu tentang kebaikannya.
Afektif
Afektif itu kayak hatinya sikap. Dia ngebahas tentang perasaan dan emosi yang muncul karena pengetahuan dan keyakinan kita. Nah, kalau kamu punya keyakinan bahwa makan sayur itu sehat, perasaan kamu terhadap sayur bisa jadi positif. Kamu mungkin merasa senang, nyaman, dan bersemangat untuk makan sayur. Tapi, bisa juga sebaliknya, lho. Kamu mungkin merasa jijik, males, atau takut kalau harus makan sayur.
Konatif
Konatif itu kayak tangannya sikap. Dia ngebahas tentang tindakan atau perilaku yang muncul karena pengetahuan, keyakinan, dan perasaan kita. Nah, kalau kamu punya keyakinan bahwa makan sayur itu sehat, dan kamu merasa senang dengan sayur, kamu mungkin akan rajin makan sayur. Atau, kamu mungkin akan ikut kelas masak sayur, atau bahkan menanam sayur sendiri di rumah.
Contoh Nyata
Bayangin, kamu lagi ngeliat orang ngerokok di pinggir jalan. Nah, kamu punya pengetahuan tentang bahaya rokok buat kesehatan. Keyakinan kamu tentang bahaya rokok ini ngebuat kamu merasa jijik dan marah ngeliat orang ngerokok. Akhirnya, kamu ngehindar dari asap rokok dan ngasih tau orang itu tentang bahayanya merokok.
Nah, di sini, pengetahuan kamu tentang bahaya rokok (kognitif) ngebuat kamu ngerasa jijik dan marah (afektif). Terus, kamu ngehindar dari asap rokok dan ngasih tau orang itu (konatif). Ketiga unsur ini saling berkaitan dan ngebentuk sikap kamu terhadap rokok.
Fungsi Sikap
Sikap, seperti halnya baju yang kita kenakan, membentuk identitas dan menunjukkan jati diri kita. Tapi, selain menunjukkan siapa kita, sikap juga memiliki fungsi penting dalam kehidupan manusia. Fungsi ini berperan dalam bagaimana kita berinteraksi dengan dunia, mengambil keputusan, dan membentuk perilaku kita. Yuk, kita bahas lebih lanjut mengenai fungsi sikap dalam kehidupan manusia.
Fungsi Sikap dalam Kehidupan Manusia
Sikap berfungsi sebagai penuntun bagi manusia dalam menjalani kehidupan. Bayangkan, jika kita tidak memiliki sikap, bagaimana kita bisa menentukan pilihan, bersikap, dan berinteraksi dengan orang lain? Sikap menjadi kompas yang menuntun kita dalam menghadapi berbagai situasi dan menentukan tindakan yang akan kita ambil.
- Sebagai Pedoman Perilaku: Sikap berperan sebagai pedoman perilaku, memengaruhi bagaimana kita bereaksi terhadap situasi dan orang lain. Misalnya, seseorang yang memiliki sikap positif terhadap lingkungan akan cenderung melakukan aksi nyata untuk menjaga kelestarian alam. Sebaliknya, seseorang yang memiliki sikap negatif terhadap orang asing mungkin akan cenderung bersikap cuek atau bahkan bersikap kasar.
- Membentuk Pandangan dan Keyakinan: Sikap membentuk pandangan dan keyakinan kita tentang dunia. Misalnya, seseorang yang memiliki sikap positif terhadap pendidikan akan cenderung meyakini pentingnya belajar dan terus meningkatkan pengetahuan. Sebaliknya, seseorang yang memiliki sikap negatif terhadap teknologi mungkin akan cenderung menghindari penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.
- Mempermudah Pengambilan Keputusan: Sikap membantu kita dalam memproses informasi dan membuat keputusan. Misalnya, seseorang yang memiliki sikap positif terhadap makanan sehat akan cenderung memilih makanan sehat daripada makanan cepat saji. Sebaliknya, seseorang yang memiliki sikap negatif terhadap investasi mungkin akan cenderung menghindari investasi.
- Memperkuat Identitas Diri: Sikap juga berfungsi untuk memperkuat identitas diri kita. Sikap kita terhadap berbagai hal menunjukkan jati diri kita, apa yang kita yakini, dan apa yang kita perjuangkan. Misalnya, seseorang yang memiliki sikap toleran terhadap perbedaan akan cenderung bersikap terbuka dan menghargai keberagaman. Sebaliknya, seseorang yang memiliki sikap eksklusif mungkin akan cenderung bersikap tertutup dan hanya bergaul dengan orang-orang yang memiliki keyakinan yang sama.
Contoh Konkrit Pengaruh Sikap terhadap Perilaku
Mari kita lihat contoh nyata bagaimana sikap dapat memengaruhi perilaku seseorang. Misalkan, seorang mahasiswa memiliki sikap positif terhadap lingkungan. Ia merasa bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi penggunaan plastik. Sikap positif ini mendorongnya untuk membawa tas belanja sendiri, memilah sampah, dan menggunakan transportasi umum. Perilaku-perilaku ini merupakan wujud nyata dari sikap positif yang dimilikinya.
Contoh lainnya, seorang karyawan yang memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya akan cenderung menunjukkan dedikasi dan semangat tinggi dalam bekerja. Ia akan selalu berusaha memberikan hasil terbaik dan menyelesaikan tugas dengan penuh tanggung jawab. Sikap positif ini mendorongnya untuk menjadi karyawan yang produktif dan berdedikasi tinggi.
Jenis-Jenis Sikap
Sikap, seperti yang kita ketahui, merupakan kecenderungan yang memengaruhi bagaimana kita berpikir, merasakan, dan bersikap terhadap sesuatu. Tapi, tau nggak sih, sikap itu punya banyak jenis lho! Nah, biar makin paham, yuk kita bahas beberapa jenis sikap yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Sikap Kognitif
Sikap kognitif adalah jenis sikap yang berhubungan dengan pikiran, pengetahuan, dan keyakinan kita tentang sesuatu. Misalnya, kalau kamu percaya bahwa olahraga itu penting untuk kesehatan, itu berarti kamu punya sikap kognitif positif terhadap olahraga.
- Ini kayak ‘otak’nya sikap. Pokoknya, semua yang berhubungan dengan pikiran dan pengetahuan tentang sesuatu.
- Contohnya, kalau kamu percaya bahwa pendidikan itu penting untuk masa depan, itu termasuk sikap kognitif.
- Sikap kognitif ini bisa dibentuk dari berbagai sumber, seperti pengalaman pribadi, informasi yang kita terima, atau dari orang-orang yang kita percayai.
Sikap Afektif
Nah, kalau sikap afektif, ini lebih ke perasaan dan emosi yang kita rasakan terhadap sesuatu. Misalnya, kamu merasa senang ketika melihat kucing lucu, itu termasuk sikap afektif.
- Ini nih yang berhubungan dengan perasaan, emosi, dan hati. Pokoknya, kalau kamu merasa suka atau tidak suka terhadap sesuatu, itu masuk ke dalam sikap afektif.
- Contohnya, kalau kamu merasa takut terhadap ular, itu juga termasuk sikap afektif.
- Sikap afektif ini bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti pengalaman pribadi, nilai-nilai yang kita anut, atau bahkan suasana hati kita.
Sikap Konatif
Terakhir, ada sikap konatif yang berhubungan dengan perilaku atau tindakan kita terhadap sesuatu. Misalnya, kalau kamu suka makan makanan pedas, dan kamu sering memesan makanan pedas di restoran, itu termasuk sikap konatif.
- Ini yang berhubungan dengan tindakan dan perilaku. Pokoknya, apa yang kamu lakukan terhadap sesuatu, itu termasuk sikap konatif.
- Contohnya, kalau kamu rajin berolahraga karena kamu percaya bahwa olahraga itu penting, itu juga termasuk sikap konatif.
- Sikap konatif ini bisa dipengaruhi oleh kedua sikap sebelumnya, yaitu sikap kognitif dan afektif. Misalnya, kalau kamu punya sikap kognitif positif terhadap olahraga, dan kamu juga merasa senang ketika berolahraga (sikap afektif), maka kamu cenderung akan rajin berolahraga (sikap konatif).
Ilustrasi Perbedaan Sikap
Bayangkan ada dua orang yang sama-sama sedang melihat film horor. Orang pertama, sebut saja A, merasa takut dan ingin menutup matanya (sikap afektif). Dia juga percaya bahwa film horor itu menakutkan (sikap kognitif). Akibatnya, dia memutuskan untuk keluar dari bioskop (sikap konatif).
Orang kedua, sebut saja B, merasa penasaran dan tertantang dengan film horor tersebut (sikap afektif). Dia juga percaya bahwa film horor itu bisa menghibur (sikap kognitif). Maka, dia tetap menonton film tersebut sampai selesai (sikap konatif).
Nah, dari contoh ini, kita bisa melihat bagaimana sikap kognitif, afektif, dan konatif saling berhubungan dan memengaruhi perilaku seseorang.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap: Pengertian Sikap Menurut Para Ahli
Sikap, seperti sebuah pohon yang menjulang tinggi, dipengaruhi oleh berbagai faktor yang rumit. Faktor-faktor ini bisa berasal dari dalam diri sendiri, seperti nilai-nilai yang dipegang teguh, atau dari luar, seperti pengaruh lingkungan dan budaya.
Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor ini berperan penting dalam membentuk dan mengubah sikap seseorang. Berikut beberapa faktor internal yang mempengaruhi sikap:
- Pengalaman Pribadi: Pengalaman pribadi merupakan faktor yang paling kuat dalam membentuk sikap. Misalnya, jika seseorang pernah mengalami kecelakaan mobil, mereka mungkin akan memiliki sikap negatif terhadap mobil.
- Nilai dan Keyakinan: Nilai dan keyakinan merupakan prinsip-prinsip yang dipegang teguh oleh seseorang. Nilai dan keyakinan ini akan mempengaruhi bagaimana seseorang memandang dunia dan bereaksi terhadap berbagai situasi. Misalnya, seseorang yang memiliki nilai kejujuran tinggi, akan cenderung memiliki sikap negatif terhadap korupsi.
- Kepribadian: Kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi sikap. Misalnya, seseorang yang memiliki kepribadian ekstrovert cenderung memiliki sikap yang lebih terbuka dan positif terhadap hal-hal baru.
- Motivasi: Motivasi merupakan kekuatan pendorong yang membuat seseorang bertindak. Motivasi dapat berasal dari dalam diri, seperti keinginan untuk mencapai tujuan, atau dari luar, seperti penghargaan atau hukuman. Motivasi yang kuat dapat membuat seseorang memiliki sikap yang lebih positif dan bersemangat.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Faktor ini juga berperan penting dalam membentuk dan mengubah sikap seseorang. Berikut beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi sikap:
- Keluarga: Keluarga merupakan lingkungan pertama yang membentuk sikap seseorang. Orang tua, saudara kandung, dan anggota keluarga lainnya dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap sikap seseorang. Misalnya, jika orang tua selalu mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang tinggi, anak-anak cenderung memiliki sikap yang positif dan bertanggung jawab.
- Budaya: Budaya merupakan sistem nilai, kepercayaan, dan kebiasaan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya dapat mempengaruhi sikap seseorang terhadap berbagai hal, seperti makanan, pakaian, agama, dan politik. Misalnya, seseorang yang berasal dari budaya yang menjunjung tinggi kesopanan, cenderung memiliki sikap yang lebih santun dan hormat terhadap orang lain.
- Kelompok Sosial: Kelompok sosial, seperti teman sebaya, rekan kerja, dan komunitas, juga dapat mempengaruhi sikap seseorang. Orang-orang dalam kelompok sosial dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap sikap seseorang, baik secara positif maupun negatif. Misalnya, seseorang yang bergabung dengan kelompok sosial yang berorientasi pada prestasi, cenderung memiliki sikap yang lebih ambisius dan kompetitif.
- Media Massa: Media massa, seperti televisi, radio, internet, dan media sosial, dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap sikap seseorang. Media massa dapat membentuk opini dan persepsi seseorang terhadap berbagai hal, seperti politik, ekonomi, dan sosial. Misalnya, berita yang ditayangkan di televisi dapat mempengaruhi sikap seseorang terhadap suatu isu tertentu.
- Pengalaman Sosial: Pengalaman sosial, seperti interaksi dengan orang lain, peristiwa penting, dan kejadian yang terjadi di masyarakat, juga dapat mempengaruhi sikap seseorang. Misalnya, seseorang yang pernah mengalami diskriminasi, mungkin akan memiliki sikap negatif terhadap kelompok tertentu.
Pembentukan Sikap
Sikap, seperti layaknya sebuah bangunan, terbentuk dari fondasi yang kokoh. Proses pembentukan sikap ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pembelajaran. Bayangkan kamu seperti sebuah batu bata yang mentah, dan proses pembelajaran adalah tangan-tangan yang membentukmu menjadi bagian dari sebuah tembok kokoh.
Pembentukan Sikap Melalui Pembelajaran
Pembentukan sikap melalui pembelajaran merupakan proses yang dinamis dan berkelanjutan. Proses ini melibatkan tiga mekanisme utama:
- Pembelajaran Asosiatif: Pernah dengar pepatah “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”? Nah, ini mirip dengan pembelajaran asosiatif. Kita cenderung membentuk sikap positif terhadap sesuatu yang dikaitkan dengan pengalaman positif, dan sebaliknya. Misalnya, jika kamu selalu merasakan kehangatan dan kebahagiaan saat berkumpul bersama keluarga, maka kamu akan cenderung membentuk sikap positif terhadap keluarga.
- Pembelajaran Observasional: Kita belajar dari orang-orang di sekitar kita, lho! Perhatikan bagaimana orang tua, teman, atau idola kamu bersikap terhadap sesuatu. Kita akan cenderung meniru sikap mereka, baik itu sikap positif maupun negatif. Misalnya, jika kamu melihat temanmu selalu semangat dalam berlatih olahraga, kamu pun akan termotivasi untuk melakukan hal yang sama.
- Pembelajaran Kognitif: Pembelajaran kognitif melibatkan proses berpikir kritis dan analisis. Kita menganalisis informasi yang kita peroleh, kemudian membentuk sikap berdasarkan hasil analisis tersebut. Misalnya, setelah membaca artikel tentang manfaat olahraga, kamu akan cenderung membentuk sikap positif terhadap olahraga.
Pengalaman dan Interaksi Sosial
Pengalaman dan interaksi sosial memainkan peran penting dalam membentuk sikap. Bayangkan kamu seperti sebuah pohon yang tumbuh di tengah hutan. Tumbuhnya pohon ini dipengaruhi oleh tanah, air, sinar matahari, dan interaksi dengan pohon-pohon lain di sekitarnya. Begitu pula dengan sikap, yang terbentuk dari berbagai pengalaman dan interaksi sosial yang kamu alami.
- Pengalaman Pribadi: Pengalaman pribadi merupakan faktor yang sangat kuat dalam membentuk sikap. Misalnya, jika kamu pernah mengalami kekecewaan karena dibohongi oleh teman, kamu mungkin akan cenderung membentuk sikap skeptis terhadap orang lain.
- Interaksi Sosial: Interaksi dengan orang lain, baik dalam keluarga, lingkungan sekolah, tempat kerja, maupun komunitas, dapat membentuk sikap. Misalnya, jika kamu berteman dengan orang-orang yang ramah dan toleran, kamu akan cenderung membentuk sikap yang sama.
Peran Sikap dalam Perilaku
Sikap, seperti sebuah peta, memandu langkah kita dalam menjalani hidup. Bayangkan peta yang menunjukkan jalan tercepat menuju tujuan, atau peta yang menandai tempat-tempat berbahaya yang harus dihindari. Nah, sikap bekerja seperti peta mental yang memandu tindakan kita, baik dalam hal positif maupun negatif. Penasaran bagaimana sikap dapat memengaruhi perilaku seseorang? Simak penjelasannya berikut ini!
Sikap sebagai Pengarah Tindakan
Sikap adalah kecenderungan untuk merespons sesuatu dengan cara tertentu, baik positif, negatif, atau netral. Nah, kecenderungan ini bisa memengaruhi perilaku seseorang dalam berbagai situasi. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki sikap positif terhadap olahraga akan cenderung aktif berolahraga, sementara orang yang bersikapat negatif terhadapnya mungkin akan lebih memilih untuk duduk santai di rumah.
Sikap juga dapat memengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, seseorang yang memiliki sikap positif terhadap lingkungan akan cenderung melakukan hal-hal yang ramah lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya dan menggunakan transportasi umum. Sebaliknya, orang yang memiliki sikap negatif terhadap lingkungan mungkin akan cenderung tidak peduli dengan hal tersebut dan bahkan melakukan hal-hal yang merugikan lingkungan.
Contoh Sikap dan Pengaruhnya pada Perilaku
Yuk, kita lihat beberapa contoh konkret bagaimana sikap dapat memengaruhi perilaku seseorang:
- Sikap terhadap lingkungan: Seseorang yang peduli dengan lingkungan akan cenderung melakukan hal-hal seperti meminimalisir penggunaan plastik, mendaur ulang sampah, dan menggunakan transportasi umum. Sebaliknya, seseorang yang tidak peduli dengan lingkungan mungkin akan cenderung membuang sampah sembarangan, menggunakan kendaraan pribadi, dan tidak peduli dengan dampaknya terhadap alam.
- Sikap terhadap pendidikan: Seseorang yang memiliki sikap positif terhadap pendidikan akan cenderung rajin belajar, aktif bertanya di kelas, dan selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuannya. Sebaliknya, seseorang yang memiliki sikap negatif terhadap pendidikan mungkin akan cenderung malas belajar, bolos sekolah, dan tidak peduli dengan masa depannya.
- Sikap terhadap kesehatan: Seseorang yang memiliki sikap positif terhadap kesehatan akan cenderung menjaga pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol. Sebaliknya, seseorang yang memiliki sikap negatif terhadap kesehatan mungkin akan cenderung malas berolahraga, makan makanan tidak sehat, dan melakukan kebiasaan buruk yang merugikan kesehatan.
Sikap dan Komunikasi
Sikap, yang merupakan kecenderungan untuk merespons sesuatu secara positif atau negatif, ternyata punya pengaruh besar dalam komunikasi. Bayangkan kamu lagi ngobrol sama temen, tapi kamu lagi kesel gara-gara ujian. Keadaanmu yang bete itu bakal ngaruh ke cara kamu ngomong, bahkan mungkin bikin temenmu jadi ikut bete juga. Nah, gimana sih cara sikap bisa ngaruh ke komunikasi? Yuk, kita bahas!
Sikap, menurut para ahli, merupakan kecenderungan untuk merespons sesuatu dengan cara tertentu. Ini bisa dibentuk dari pengalaman, pembelajaran, dan nilai-nilai yang dianut. Nah, kalau kamu penasaran tentang pengertian pendapatan, kamu bisa baca lebih lanjut di pengertian pendapatan menurut para ahli.
Sama seperti sikap, pendapatan juga memiliki berbagai definisi dari berbagai perspektif. Keduanya penting dalam kehidupan, karena sikap mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan dunia, sementara pendapatan berperan dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan hidup.
Bagaimana Sikap Mempengaruhi Proses Komunikasi
Sikap kita bisa ngaruh ke proses komunikasi dalam beberapa hal, nih:
- Cara Kita Berkomunikasi: Sikap kita bisa ngubah cara kita ngomong, baik dari nada suara, ekspresi wajah, bahkan bahasa tubuh. Contohnya, kalau kamu lagi seneng, kamu bakal ngomong dengan nada yang lebih ceria dan ekspresi wajah yang lebih ramah. Sebaliknya, kalau kamu lagi sedih, kamu bakal ngomong dengan nada yang lebih datar dan ekspresi wajah yang lebih muram. Hal ini bisa ngaruh ke cara orang lain nerima pesan yang kamu sampaikan.
- Cara Kita Menanggapi Pesan: Sikap kita juga bisa ngaruh ke cara kita nerima pesan dari orang lain. Misalnya, kalau kamu punya sikap positif terhadap seseorang, kamu bakal lebih mudah nerima pesan mereka dengan baik, walaupun pesan tersebut kritik. Sebaliknya, kalau kamu punya sikap negatif terhadap seseorang, kamu bakal lebih sulit nerima pesan mereka, bahkan mungkin langsung menolaknya tanpa mau dengerin penjelasannya.
- Memengaruhi Persepsi: Sikap kita bisa ngaruh ke cara kita ngelihat dan menafsirkan suatu pesan. Contohnya, kalau kamu punya sikap negatif terhadap suatu topik, kamu bakal lebih mudah ngelihat sisi negatif dari topik tersebut, dan bakal sulit nerima sisi positifnya. Sebaliknya, kalau kamu punya sikap positif terhadap suatu topik, kamu bakal lebih mudah ngelihat sisi positif dari topik tersebut, dan bakal sulit nerima sisi negatifnya.
Misalnya, Bayu lagi ngobrol sama temennya, Dina, tentang rencana liburan. Bayu punya sikap negatif terhadap rencana Dina, dia ngerasa rencana Dina terlalu mahal dan nggak realistis.
Bayu: “Gue sih setuju liburan, tapi menurut gue rencana kamu terlalu mahal. Gimana kalau kita cari tempat yang lebih murah?”
Dina: “Iya, gue juga mikirin itu. Tapi kan ini liburan spesial, jadi gue pengen ngerasain pengalaman yang beda. Lagian, kita bisa bagi-bagi biaya kok.”
Bayu: “Tetep aja, mahal. Mending kita cari tempat yang lebih murah, kan lebih hemat.”
Dina: “Tapi kan gue udah ngumpulin uang buat liburan ini. Lagian, liburan nggak melulu tentang harga kok. Yang penting kita bisa ngerasain kebersamaan.”
Dari dialog di atas, bisa kita liat bahwa sikap negatif Bayu terhadap rencana Dina ngaruh ke cara dia ngomong, nada suaranya jadi lebih ketus dan dia cenderung nge-judge rencana Dina. Sikap negatif Bayu juga ngaruh ke cara Dina nerima pesan Bayu, Dina ngerasa nggak dihargai dan akhirnya ngerasa kesal.
Sikap dan Hubungan Interpersonal
Pernah ngerasa nggak nyaman ngobrol sama orang yang punya sikap judes? Atau sebaliknya, merasa nyaman banget ngobrol sama orang yang punya sikap ramah dan hangat? Yap, sikap punya pengaruh yang gede banget dalam hubungan interpersonal, lho. Kayak gimana sih pengaruhnya? Yuk, kita bahas!
Pengaruh Sikap terhadap Hubungan Interpersonal
Sikap itu kayak peta jalan yang ngarahin kita dalam berinteraksi dengan orang lain. Sikap positif, kayak ramah, pengertian, dan empati, bisa ngebantu kita membangun hubungan yang harmonis dan saling mendukung. Sebaliknya, sikap negatif, kayak judes, egois, dan suka ngeluh, bisa ngebuat hubungan jadi renggang dan penuh konflik.
- Membangun Kepercayaan: Sikap yang positif dan konsisten bisa ngebantu kita membangun kepercayaan sama orang lain. Misalnya, kalau kamu selalu ngejalanin janji dan ngasih bantuan tanpa pamrih, orang lain bakal percaya sama kamu dan ngerasa nyaman buat ngedeketin kamu.
- Meningkatkan Komunikasi: Sikap yang terbuka dan komunikatif bisa ngebantu kita ngebangun komunikasi yang efektif. Misalnya, kalau kamu ngedengerin pendapat orang lain dengan serius dan ngasih respon yang positif, orang lain bakal merasa dihargai dan ngerasa nyaman buat ngobrol sama kamu.
- Memperkuat Ikatan: Sikap yang saling menghargai dan peduli bisa ngebantu kita ngebangun ikatan yang kuat dengan orang lain. Misalnya, kalau kamu selalu ngasih dukungan dan perhatian buat temen kamu, dia bakal ngerasa dicintai dan ngerasa punya ikatan yang kuat sama kamu.
Contoh Pengaruh Sikap terhadap Kualitas Hubungan Antar Individu
Yuk, kita lihat contoh nyata gimana sikap bisa ngebuat hubungan antar individu jadi lebih baik atau malah jadi lebih buruk.
- Contoh 1: Sikap Ramah dan Peduli: Bayangin kamu punya temen yang selalu ramah dan peduli sama kamu. Dia selalu ngasih semangat waktu kamu lagi down, ngasih bantuan waktu kamu lagi butuh, dan selalu ngedengerin cerita kamu dengan sabar. Sikapnya yang positif ini ngebantu kamu ngerasa nyaman dan dihargai. Akibatnya, hubungan kalian jadi makin erat dan langgeng.
- Contoh 2: Sikap Egois dan Suka Mengeluh: Sekarang bayangin kamu punya temen yang selalu egois dan suka ngeluh. Dia selalu ngomongin kekurangan orang lain, nggak pernah mau ngalah, dan selalu nuntut kamu buat nurutin kemauannya. Sikapnya yang negatif ini ngebuat kamu ngerasa nggak nyaman dan dibebani. Lama-lama, kamu bakal ngerasa capek dan akhirnya menjauh dari dia.
Kesimpulan
Memahami sikap bukan hanya soal teori, gengs! Dengan memahami pengertian sikap menurut para ahli, kita bisa lebih peka terhadap perilaku diri sendiri dan orang lain. Kita bisa belajar menghargai perbedaan, membangun komunikasi yang lebih efektif, dan membentuk hubungan interpersonal yang lebih harmonis. Jadi, yuk, mulai sekarang lebih peka terhadap sikap kita dan sikap orang-orang di sekitar kita!