Pengertian Drama Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pengertian drama menurut kamus besar bahasa indonesia – Pernah dengar istilah “drama”? Pasti kamu sering, kan? Drama selalu ada di sekitar kita, dari film yang kita tonton, sinetron yang menghibur, hingga cerita-cerita dalam kehidupan sehari-hari. Tapi, apa sebenarnya arti drama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)?

Kata “drama” di KBBI memiliki beberapa makna. Di satu sisi, drama bisa merujuk pada sebuah karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan konflik dan alur cerita yang menarik. Di sisi lain, drama juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang penuh dengan ketegangan, konflik, dan emosi yang kuat. Nah, dalam konteks ini, kita akan membahas pengertian drama secara lebih mendalam, memahami aspek-aspeknya, dan menjelajahi dunia drama yang penuh dengan kejutan dan pesan moral.

Pengertian Drama

Drama merupakan sebuah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog, yang biasanya bertujuan untuk dipentaskan di depan penonton. Drama biasanya menceritakan sebuah cerita yang melibatkan konflik, karakter, dan alur cerita yang menarik.

Pengertian Drama Menurut KBBI

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan drama sebagai karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog, yang biasanya bertujuan untuk dipentaskan di depan penonton.

Contoh Kalimat Drama dalam KBBI

Berikut contoh kalimat yang menunjukkan makna drama dalam konteks KBBI:

“Drama ini menceritakan tentang kisah cinta dua anak muda yang berasal dari keluarga yang berbeda.”

Sinonim Kata “Drama” dalam KBBI

Kata “drama” memiliki beberapa sinonim dalam KBBI, antara lain:

  • Lagu
  • Lagu drama
  • Sandiwara
  • Pertunjukan
  • Komedi
  • Tragedi

Aspek Drama

Drama bukan sekadar tontonan, geng. Di balik cerita yang menghibur, ada banyak aspek penting yang saling berkaitan. Menurut KBBI, drama adalah karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan berbagai konflik dan emosi. Konflik dan emosi ini, lho, yang jadi kunci utama membangun cerita yang menarik. Penasaran, kan, gimana sih aspek-aspek drama ini saling berkaitan?

Konflik

Konflik adalah jantung dari sebuah drama. Tanpa konflik, cerita akan terasa datar dan membosankan. Konflik bisa berupa perselisihan antar karakter, pertentangan batin, atau bahkan konflik dengan lingkungan sekitar. Nah, konflik ini yang akan memicu berbagai macam emosi dan memaksa karakter untuk berjuang dan mencari solusi.

Misalnya, dalam film “Avengers: Endgame”, konfliknya adalah Thanos yang ingin menghancurkan setengah alam semesta. Konflik ini memicu berbagai emosi, seperti ketakutan, kesedihan, dan kemarahan, di antara para Avengers. Mereka kemudian harus berjuang untuk mengalahkan Thanos dan menyelamatkan alam semesta.

Karakter

Karakter adalah aktor utama dalam drama. Mereka adalah orang-orang yang membawa cerita hidup. Karakter yang kuat dan kompleks akan membuat penonton terhubung dengan cerita. Karakter biasanya memiliki sifat, motivasi, dan tujuan yang berbeda-beda.

Karakter dalam drama bisa dibagi menjadi beberapa jenis, seperti protagonis, antagonis, dan karakter pendukung. Protagonis adalah tokoh utama yang biasanya memiliki sifat baik dan berusaha mencapai tujuan mulia. Antagonis adalah tokoh yang biasanya memiliki sifat jahat dan menjadi penghambat tujuan protagonis. Karakter pendukung adalah tokoh yang membantu atau menghambat protagonis dalam mencapai tujuannya.

Contohnya, di film “Titanic”, Rose adalah karakter protagonis yang memiliki jiwa pemberontak dan mencari kebebasan. Sementara, Jack adalah karakter protagonis yang memiliki sifat optimis dan penuh semangat. Keduanya saling mencintai, namun terhalang oleh perbedaan status sosial.

Alur

Alur adalah jalan cerita yang menghubungkan berbagai kejadian dalam drama. Alur bisa linier, non-linier, atau bahkan mundur. Alur yang menarik akan membuat penonton penasaran dan ingin terus mengikuti cerita.

Alur linier adalah alur yang berjalan secara berurutan dari awal hingga akhir. Alur non-linier adalah alur yang tidak berurutan dan mungkin berpindah-pindah waktu. Alur mundur adalah alur yang dimulai dari akhir cerita dan kemudian bercerita ke masa lalu.

Contohnya, dalam film “Interstellar”, alurnya non-linier. Film ini berpindah-pindah waktu antara masa depan dan masa lalu. Hal ini membuat penonton penasaran dan ingin terus mengikuti cerita.

Tema

Tema adalah pesan atau ide utama yang ingin disampaikan dalam drama. Tema bisa berupa cinta, persahabatan, pengorbanan, atau bahkan kritik sosial. Tema yang kuat akan membuat drama memiliki makna yang mendalam dan bisa diingat oleh penonton.

Contohnya, film “The Lion King” memiliki tema tentang persahabatan, pengorbanan, dan tanggung jawab. Film ini mengajarkan penonton tentang pentingnya persahabatan, keberanian untuk berkorban, dan tanggung jawab terhadap keluarga dan lingkungan.

Drama, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah lakon atau cerita yang dipentaskan. Tapi, tau gak sih kalau demokrasi juga bisa diibaratkan seperti drama? Abraham Lincoln pernah bilang, “Pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, tidak akan musnah dari bumi.” Jelaskan pengertian demokrasi menurut Abraham Lincoln , dan kamu bakal ngerti, demokrasi ibarat drama yang diperankan oleh rakyat, untuk rakyat, dan demi rakyat.

Sama seperti drama, demokrasi juga butuh peran aktif dari setiap orang agar bisa berjalan lancar dan sukses.

Gaya

Gaya adalah cara penulis dalam menyampaikan cerita. Gaya bisa berupa dialog, monolog, narasi, atau bahkan puisi. Gaya yang unik akan membuat drama lebih menarik dan mudah diingat.

Contohnya, drama “Hamlet” karya William Shakespeare memiliki gaya yang unik dengan banyak dialog dan monolog yang penuh makna. Dialog dan monolog ini menggambarkan konflik batin Hamlet dan pemikirannya tentang kehidupan dan kematian.

Tata Panggung

Tata panggung adalah desain dan pengaturan panggung yang digunakan dalam drama. Tata panggung bisa berupa dekorasi, pencahayaan, dan suara. Tata panggung yang baik akan membantu penonton untuk membayangkan suasana dan cerita dalam drama.

Contohnya, dalam drama “Romeo dan Juliet”, tata panggung biasanya menggunakan dekorasi yang romantis dengan pencahayaan yang lembut. Hal ini menciptakan suasana yang romantis dan dramatis.

Kostum

Kostum adalah pakaian yang dikenakan oleh para aktor dalam drama. Kostum bisa mencerminkan status sosial, pekerjaan, atau bahkan karakter tokoh. Kostum yang tepat akan membantu penonton untuk memahami karakter dan cerita dalam drama.

Contohnya, dalam drama “The Great Gatsby”, kostum yang dikenakan oleh para tokoh mencerminkan kemewahan dan keanggunan zaman itu. Kostum ini juga menggambarkan perbedaan status sosial antara para tokoh.

Musik

Musik adalah bagian penting dalam drama. Musik bisa digunakan untuk menciptakan suasana, meningkatkan emosi, atau bahkan menggambarkan karakter. Musik yang tepat akan membuat drama lebih hidup dan menarik.

Contohnya, dalam film “The Godfather”, musik yang digunakan sangat mendukung suasana film. Musik yang dramatis dan mencekam menggambarkan suasana mafia yang penuh kekerasan dan intrik.

Contoh Hubungan Aspek Drama

Aspek Drama Contoh dalam Kehidupan Nyata
Konflik Pertengkaran antara dua sahabat karena masalah pacar.
Karakter Seorang anak yang memiliki sifat pemalu dan pendiam.
Alur Cerita perjalanan seorang mahasiswa yang mengalami berbagai kejadian menarik selama liburan.
Tema Film tentang perjuangan seorang atlet untuk meraih mimpi.
Gaya Cerita yang ditulis dengan bahasa yang puitis dan penuh makna.
Tata Panggung Dekorasi ruangan yang digunakan untuk acara pernikahan.
Kostum Pakaian seragam yang dikenakan oleh siswa di sekolah.
Musik Lagu yang digunakan untuk menggambarkan suasana sedih dalam sebuah film.

Jenis-Jenis Drama

Drama, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan segala permasalahan dan konfliknya, yang disajikan dalam bentuk dialog dan adegan. Nah, dalam dunia drama, ada berbagai jenis drama yang dibedakan berdasarkan ciri khas dan tujuannya. Penasaran kan, jenis-jenis drama apa saja yang ada?

Jenis-Jenis Drama Berdasarkan Klasifikasi KBBI

Berdasarkan klasifikasi KBBI, jenis-jenis drama dibedakan menjadi beberapa kategori, yaitu:

  • Drama Tragedi: Drama ini menggambarkan konflik yang berujung pada kehancuran atau kematian tokoh utama. Biasanya, tokoh utama dalam drama tragedi memiliki sifat mulia, tetapi terjebak dalam situasi yang sulit dan berakhir tragis. Contohnya, drama Romeo dan Juliet karya William Shakespeare.
  • Drama Komedi: Drama ini bertujuan untuk menghibur penonton dengan cerita yang ringan dan lucu. Biasanya, konflik dalam drama komedi tidak terlalu serius dan diakhiri dengan penyelesaian yang bahagia. Contohnya, drama “Ngelamar” karya Ernest Prakasa.
  • Drama Melodrama: Drama ini mengutamakan sisi emosional dan dramatis, dengan konflik yang lebih intens dan menguras air mata. Tokoh utama biasanya mengalami kesedihan, kehilangan, atau pengorbanan. Contohnya, drama “Titanic” karya James Cameron.
  • Drama Satir: Drama ini menyindir atau mengejek perilaku dan kebiasaan manusia dengan cara yang lucu dan menggelikan. Tujuannya adalah untuk mengkritik dan mengajak penonton berpikir kritis. Contohnya, drama “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata.
  • Drama Farce: Drama ini merupakan bentuk komedi yang lebih ekstrem dan absurd. Biasanya, konflik dalam drama farce terjadi karena kesalahpahaman, kebodohan, atau tingkah laku yang tidak masuk akal. Contohnya, drama “The Importance of Being Earnest” karya Oscar Wilde.

Tabel Perbandingan Karakteristik Jenis-Jenis Drama, Pengertian drama menurut kamus besar bahasa indonesia

Jenis Drama Ciri Khas Contoh
Drama Tragedi Konflik berujung kehancuran atau kematian tokoh utama; Tokoh utama memiliki sifat mulia; Suasana dramatis dan serius Romeo dan Juliet karya William Shakespeare
Drama Komedi Cerita ringan dan lucu; Konflik tidak terlalu serius; Penyelesaian bahagia “Ngelamar” karya Ernest Prakasa
Drama Melodrama Sisi emosional dan dramatis; Konflik intens dan menguras air mata; Tokoh utama mengalami kesedihan, kehilangan, atau pengorbanan “Titanic” karya James Cameron
Drama Satir Menyindir atau mengejek perilaku dan kebiasaan manusia; Lucu dan menggelikan; Tujuannya adalah untuk mengkritik dan mengajak penonton berpikir kritis “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata
Drama Farce Komedi ekstrem dan absurd; Konflik terjadi karena kesalahpahaman, kebodohan, atau tingkah laku yang tidak masuk akal “The Importance of Being Earnest” karya Oscar Wilde

Unsur-Unsur Drama

Drama adalah sebuah karya sastra yang berisi dialog dan gerak. Tapi, drama bukan sekadar naskah yang berisi dialog, lho. Ada banyak unsur penting yang membentuk sebuah karya drama dan menentukan bagaimana cerita itu disampaikan. Kayak apa aja, sih?

Tema

Tema merupakan ide pokok atau gagasan utama yang ingin disampaikan dalam sebuah drama. Tema bisa dibilang sebagai jantung dari sebuah drama, yang menggerakkan alur cerita dan karakternya. Misalnya, tema tentang cinta bisa diangkat dalam berbagai bentuk drama, seperti drama romantis, drama komedi, atau drama tragedi.

Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa yang terjadi dalam sebuah drama. Alur bisa diibaratkan sebagai jalan yang dilalui oleh cerita, yang menghubungkan awal, tengah, dan akhir dari drama. Alur drama biasanya mengikuti pola tertentu, seperti alur linear, alur non-linear, atau alur campuran.

Contohnya, dalam drama “Romeo and Juliet”, alurnya mengikuti pola linear, yaitu dimulai dari pertemuan Romeo dan Juliet, kemudian berkembang ke kisah cinta mereka, dan akhirnya berakhir dengan tragedi kematian mereka.

Karakter

Karakter adalah tokoh yang berperan dalam sebuah drama. Karakter memiliki sifat, latar belakang, dan motivasi yang berbeda-beda, dan inilah yang membuat cerita menjadi lebih menarik.

Misalnya, dalam drama “Hamlet”, karakter Hamlet digambarkan sebagai seorang pangeran yang penuh dengan keraguan dan kesedihan, sedangkan karakter Claudius digambarkan sebagai seorang raja yang licik dan ambisius.

Dialog

Dialog adalah percakapan antara karakter dalam sebuah drama. Dialog berfungsi untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, dan motivasi karakter, serta untuk memajukan alur cerita.

Contohnya, dalam drama “Macbeth”, dialog antara Macbeth dan Lady Macbeth mengungkapkan ambisi mereka untuk merebut tahta, dan dialog antara Macbeth dan Banquo mengungkapkan rasa takut dan keraguan Macbeth.

Setting

Setting adalah latar tempat dan waktu cerita berlangsung. Setting dapat berupa tempat nyata, seperti rumah, sekolah, atau kantor, atau tempat imajiner, seperti negeri dongeng atau dunia fantasi.

Contohnya, dalam drama “A Midsummer Night’s Dream”, settingnya adalah hutan di dekat Athena, yang menciptakan suasana magis dan romantis.

Konflik

Konflik adalah pertentangan yang terjadi dalam sebuah drama. Konflik bisa terjadi antara karakter, antara karakter dengan dirinya sendiri, atau antara karakter dengan lingkungannya. Konflik berfungsi untuk membangun ketegangan dan menarik perhatian penonton.

Contohnya, dalam drama “The Crucible”, konfliknya adalah antara para penduduk desa yang percaya dengan sihir dan para penduduk desa yang tidak percaya dengan sihir.

Tema

Tema merupakan ide pokok atau gagasan utama yang ingin disampaikan dalam sebuah drama. Tema bisa dibilang sebagai jantung dari sebuah drama, yang menggerakkan alur cerita dan karakternya. Misalnya, tema tentang cinta bisa diangkat dalam berbagai bentuk drama, seperti drama romantis, drama komedi, atau drama tragedi.

Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara pandang penulis dalam menceritakan sebuah drama. Sudut pandang bisa berupa sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga, atau sudut pandang campuran.

Contohnya, dalam drama “The Catcher in the Rye”, sudut pandangnya adalah sudut pandang orang pertama, yaitu dari sudut pandang Holden Caulfield, tokoh utama dalam drama tersebut.

Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara penulis dalam menggunakan bahasa dalam sebuah drama. Gaya bahasa bisa berupa bahasa formal, bahasa informal, bahasa puitis, atau bahasa humor.

Contohnya, dalam drama “The Importance of Being Earnest”, gaya bahasanya adalah bahasa humor, yang penuh dengan sindiran dan lelucon.

Struktur

Struktur adalah kerangka dasar sebuah drama. Struktur drama biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu eksposisi, komplikasi, dan resolusi.

Contohnya, dalam drama “Hamlet”, eksposisinya adalah cerita tentang kematian Raja Hamlet, komplikasi adalah cerita tentang pencarian Hamlet untuk membalas dendam, dan resolusinya adalah cerita tentang kematian Hamlet dan Claudius.

Penokohan

Penokohan adalah cara penulis dalam menggambarkan karakter dalam sebuah drama. Penokohan bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti melalui dialog, monolog, atau deskripsi fisik.

Contohnya, dalam drama “Othello”, karakter Othello digambarkan sebagai seorang jenderal yang gagah berani, tetapi mudah terpengaruh oleh rasa cemburu.

Klimaks

Klimaks adalah titik puncak dalam sebuah drama. Klimaks biasanya terjadi ketika konflik mencapai puncaknya dan karakter dihadapkan pada pilihan yang sulit.

Contohnya, dalam drama “Romeo and Juliet”, klimaksnya adalah ketika Romeo dan Juliet memutuskan untuk bunuh diri karena mereka tidak bisa hidup tanpa satu sama lain.

Resolusi

Resolusi adalah penyelesaian konflik dalam sebuah drama. Resolusi bisa berupa penyelesaian yang bahagia, penyelesaian yang tragis, atau penyelesaian yang terbuka.

Contohnya, dalam drama “Hamlet”, resolusinya adalah ketika Hamlet membunuh Claudius dan dirinya sendiri, yang merupakan penyelesaian yang tragis.

Sutradara

Sutradara adalah orang yang bertanggung jawab atas keseluruhan proses produksi drama. Sutradara bertanggung jawab atas pemilihan pemain, desain panggung, dan tata cahaya.

Pemain

Pemain adalah orang yang berperan sebagai karakter dalam sebuah drama. Pemain harus memiliki kemampuan akting yang baik dan mampu menghidupkan karakter yang mereka perankan.

Desain Panggung

Desain panggung adalah rancangan tata letak panggung, termasuk dekorasi, properti, dan tata cahaya. Desain panggung harus sesuai dengan tema dan alur cerita drama.

Tata Cahaya

Tata cahaya adalah pencahayaan panggung yang digunakan untuk menciptakan suasana dan efek tertentu. Tata cahaya harus sesuai dengan tema dan alur cerita drama.

Kostum

Kostum adalah pakaian yang dikenakan oleh pemain dalam sebuah drama. Kostum harus sesuai dengan karakter dan setting drama.

Musik

Musik adalah suara latar yang digunakan dalam sebuah drama. Musik dapat digunakan untuk menciptakan suasana, memajukan alur cerita, atau meningkatkan efek dramatis.

Tata Suara

Tata suara adalah suara yang digunakan dalam sebuah drama, termasuk suara efek, suara dialog, dan musik. Tata suara harus sesuai dengan tema dan alur cerita drama.

Gerak

Gerak adalah gerakan fisik yang dilakukan oleh pemain dalam sebuah drama. Gerak dapat digunakan untuk mengekspresikan emosi, memajukan alur cerita, atau meningkatkan efek dramatis.

Rias

Rias adalah make-up yang digunakan oleh pemain dalam sebuah drama. Rias harus sesuai dengan karakter dan setting drama.

Penonton

Penonton adalah orang yang menyaksikan sebuah drama. Penonton harus dapat memahami dan menikmati cerita yang disajikan dalam drama.

Kritik Drama

Kritik drama adalah analisis dan penilaian terhadap sebuah drama. Kritik drama dapat dilakukan oleh ahli drama, kritikus sastra, atau penonton biasa.

Sejarah Drama

Sejarah drama adalah perkembangan drama dari masa ke masa. Sejarah drama dapat dipelajari untuk memahami konteks dan perkembangan drama.

Teori Drama

Teori drama adalah pemikiran dan konsep tentang drama. Teori drama dapat digunakan untuk memahami dan menganalisis drama.

Jenis-Jenis Drama

Jenis-jenis drama adalah klasifikasi drama berdasarkan tema, gaya, atau struktur. Jenis-jenis drama yang umum dikenal antara lain drama tragedi, drama komedi, drama romantis, drama sejarah, dan drama musikal.

Contoh Drama

Contoh drama adalah karya sastra yang berbentuk drama. Contoh drama yang terkenal antara lain “Hamlet” karya William Shakespeare, “Romeo and Juliet” karya William Shakespeare, “The Crucible” karya Arthur Miller, dan “A Midsummer Night’s Dream” karya William Shakespeare.

Kesimpulan

Drama adalah sebuah karya sastra yang kompleks dan menarik. Drama memiliki banyak unsur yang saling terkait dan membentuk sebuah kesatuan yang utuh.

Fungsi Drama: Pengertian Drama Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Drama bukan sekadar hiburan, lho! Karya sastra satu ini punya peran penting dalam kehidupan manusia. Di balik alur cerita yang menegangkan dan dialog yang memikat, drama menyimpan fungsi yang lebih dalam. Kira-kira apa saja, ya?

Fungsi Utama Drama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama memiliki fungsi utama sebagai berikut:

  • Hiburan: Drama dapat menghibur penonton dengan cerita yang menarik, dialog yang lucu, dan adegan yang memukau.
  • Pendidikan: Drama dapat memberikan pelajaran moral, sosial, dan budaya kepada penonton.
  • Sosialisasi: Drama dapat memperkenalkan penonton pada berbagai macam karakter dan situasi sosial.
  • Kritik Sosial: Drama dapat digunakan untuk mengkritik berbagai macam masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
  • Ekspresi Diri: Drama dapat menjadi wadah bagi para seniman untuk mengekspresikan diri mereka melalui berbagai macam bentuk seni.

Pengaruh Positif Drama

Nah, dari fungsi-fungsi di atas, kita bisa melihat bagaimana drama punya pengaruh positif buat penonton. Misalnya, drama tentang perjuangan seorang anak yatim piatu yang ingin meraih cita-citanya bisa menginspirasi penonton untuk lebih gigih dan pantang menyerah. Atau, drama tentang konflik antar suku bisa memberikan pesan moral tentang pentingnya toleransi dan persatuan.

Pengaruh Drama terhadap Emosi dan Pemikiran

Drama punya kekuatan untuk mengaduk-aduk emosi penonton. Bayangkan kamu nonton drama tentang perselingkuhan. Kamu bisa merasakan emosi yang campur aduk, mulai dari sedih, marah, hingga kecewa. Hal ini karena drama melibatkan penonton secara emosional dan mengajak mereka untuk merasakan apa yang dirasakan oleh karakter di dalam cerita.

Selain itu, drama juga bisa merangsang pemikiran penonton. Drama tentang korupsi, misalnya, bisa membuat penonton berpikir kritis tentang fenomena korupsi yang terjadi di masyarakat. Mereka mungkin akan mulai mempertanyakan sistem yang ada dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

Ilustrasi Pengaruh Drama

Bayangkan kamu sedang menonton drama tentang seorang anak yang kehilangan orang tuanya dalam bencana alam. Kamu melihat bagaimana anak tersebut berjuang untuk bertahan hidup dan menghadapi kesedihan yang mendalam. Drama ini bisa membuat kamu merasakan empati terhadap anak tersebut dan memahami betapa beratnya kehilangan orang tua.

Kamu juga mungkin akan tergerak untuk membantu anak-anak yang kehilangan orang tuanya atau memberikan dukungan kepada mereka yang sedang menghadapi kesulitan. Drama ini bukan hanya menghibur, tapi juga membuka mata kamu tentang realitas hidup dan mendorong kamu untuk berempati dan bertindak.

Contoh Karya Drama

Drama adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia melalui dialog dan adegan. Karya drama yang baik mampu memikat penonton dengan alur cerita yang menarik, karakter yang kuat, dan pesan yang mendalam. Nah, bagaimana contohnya, ya? Yuk, simak beberapa contoh karya drama yang terkenal dan relevan dengan pengertian drama menurut KBBI.

Contoh Karya Drama

Contoh karya drama yang sesuai dengan pengertian drama menurut KBBI adalah “Hamlet” karya William Shakespeare. Drama ini menceritakan kisah seorang pangeran Denmark yang dihantui oleh kematian ayahnya dan merencanakan balas dendam terhadap pamannya yang telah membunuh sang ayah dan menikahi ibunya.

Dalam “Hamlet,” Shakespeare menghadirkan konflik batin dan moral yang dialami Hamlet, serta menggambarkan berbagai macam karakter manusia, seperti cinta, benci, ambisi, dan pengkhianatan. Drama ini juga menampilkan dialog-dialog yang tajam dan penuh makna, yang membuat penonton terhanyut dalam alur cerita dan merenungkan pesan yang disampaikan.

Selain “Hamlet,” ada banyak contoh karya drama yang terkenal dan relevan dengan pengertian drama menurut KBBI, seperti:

  • Romeo dan Juliet karya William Shakespeare
  • Macbeth karya William Shakespeare
  • The Importance of Being Earnest karya Oscar Wilde
  • A Streetcar Named Desire karya Tennessee Williams
  • Death of a Salesman karya Arthur Miller
  • Waiting for Godot karya Samuel Beckett

Karya-karya drama tersebut menunjukkan bagaimana drama dapat menjadi cerminan kehidupan manusia dan menghadirkan berbagai macam emosi, konflik, dan pesan yang mendalam. Dengan membaca dan menonton drama, kita dapat belajar tentang diri kita sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar kita.

Perkembangan Drama

Drama, seperti halnya kehidupan, terus mengalami perubahan. Pengertian drama yang kita kenal saat ini bukanlah sesuatu yang statis, melainkan hasil evolusi panjang yang dipengaruhi oleh beragam faktor, termasuk perubahan sosial, budaya, dan teknologi.

Perkembangan Pengertian Drama Berdasarkan KBBI

KBBI sendiri menunjukkan bagaimana pengertian drama berkembang seiring waktu. Dari definisi awal yang lebih sederhana, KBBI kini mencatat beragam aspek drama, mulai dari bentuk karya sastra hingga pertunjukan.

  • KBBI Edisi Pertama (1970): Drama diartikan sebagai “cerita yang ditulis untuk dipentaskan, lakon”. Definisi ini masih sangat sederhana, hanya menitikberatkan pada bentuk karya sastra yang ditujukan untuk dipentaskan.
  • KBBI Edisi Kedua (1989): Drama diartikan sebagai “cerita yang ditulis untuk dipentaskan, lakon; pertunjukan cerita yang dipentaskan oleh pemain; kesusahan, penderitaan”. Definisi ini mulai memperluas cakupan, memasukkan aspek pertunjukan dan juga makna metaforis drama sebagai “kesusahan”.
  • KBBI Edisi Ketiga (2000): Drama diartikan sebagai “cerita yang ditulis untuk dipentaskan; lakon; pertunjukan cerita yang dipentaskan oleh pemain; kesusahan, penderitaan; [kiasan] kejadian yang penuh dengan ketegangan dan penuh dengan kejutan”. Definisi ini semakin kompleks, memasukkan aspek kiasan drama sebagai “kejadian yang penuh dengan ketegangan dan penuh dengan kejutan”.
  • KBBI Edisi Keempat (2008): Drama diartikan sebagai “cerita yang ditulis untuk dipentaskan; lakon; pertunjukan cerita yang dipentaskan oleh pemain; kesusahan, penderitaan; [kiasan] kejadian yang penuh dengan ketegangan dan penuh dengan kejutan; [kiasan] sandiwara”. Definisi ini menambahkan aspek “sandiwara”, menunjukkan bahwa drama juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dibuat-buat atau tidak nyata.
  • KBBI Edisi Kelima (2016): Drama diartikan sebagai “cerita yang ditulis untuk dipentaskan; lakon; pertunjukan cerita yang dipentaskan oleh pemain; kesusahan, penderitaan; [kiasan] kejadian yang penuh dengan ketegangan dan penuh dengan kejutan; [kiasan] sandiwara; [kiasan] kejadian yang menegangkan”. Definisi ini memperjelas beberapa aspek, seperti “kejadian yang menegangkan”, dan menunjukkan bagaimana pemahaman drama terus berkembang.

Dampak Perubahan Sosial pada Perkembangan Drama

Perubahan sosial memiliki pengaruh yang besar pada perkembangan drama. Perkembangan teknologi, perubahan nilai-nilai, dan dinamika masyarakat secara keseluruhan ikut membentuk cara kita memandang dan menciptakan drama.

  • Munculnya Teater Modern: Perkembangan teknologi percetakan pada abad ke-16 memungkinkan penyebaran teks drama lebih luas, melahirkan bentuk teater modern. Masyarakat mulai bisa menikmati drama tidak hanya di istana, tetapi juga di tempat-tempat umum.
  • Drama Realistis: Perkembangan pemikiran realistis pada abad ke-19 memengaruhi bentuk drama. Drama realistis berusaha menggambarkan kehidupan sehari-hari dengan jujur, mengangkat isu-isu sosial, dan menunjukkan konflik manusia secara nyata.
  • Drama Abstrak: Pada abad ke-20, muncul gerakan seni abstrak yang juga memengaruhi drama. Drama abstrak mengeksplorasi bentuk dan makna secara simbolis, melepaskan diri dari realitas dan fokus pada ide-ide yang lebih universal.

Timeline Perkembangan Pengertian Drama

Masa Pengertian Drama Contoh
Masa Yunani Kuno (500-300 SM) Drama sebagai bentuk ritual keagamaan yang menampilkan cerita tentang para dewa dan pahlawan. Drama “Oedipus Rex” karya Sophocles.
Masa Romawi (300 SM-476 M) Drama berkembang menjadi bentuk hiburan dan hiburan, dengan berbagai jenis drama seperti komedi, tragedi, dan satir. Drama “Andria” karya Terence.
Masa Abad Pertengahan (476-1485) Drama berkembang dalam bentuk drama liturgis, yang dihubungkan dengan upacara gereja. Drama “Mystery Plays” yang menceritakan kisah-kisah Alkitab.
Masa Renaisans (1485-1660) Drama mengalami kebangkitan kembali, dengan penekanan pada humanisme dan rasionalisme. Drama “Hamlet” karya William Shakespeare.
Masa Barok (1600-1750) Drama menjadi lebih dramatis dan megah, dengan penekanan pada emosi dan konflik. Drama “The Spanish Tragedy” karya Thomas Kyd.
Masa Pencerahan (1685-1815) Drama berfokus pada akal sehat dan logika, dengan penekanan pada realitas dan moralitas. Drama “The School for Scandal” karya Richard Brinsley Sheridan.
Masa Romantis (1798-1837) Drama menekankan emosi, individualitas, dan keindahan alam. Drama “Faust” karya Johann Wolfgang von Goethe.
Masa Realisme (1830-1900) Drama berusaha menggambarkan kehidupan sehari-hari secara realistis, dengan fokus pada isu-isu sosial dan konflik manusia. Drama “A Doll’s House” karya Henrik Ibsen.
Masa Modern (1900-sekarang) Drama berkembang dalam berbagai bentuk, mulai dari drama realistis, drama absurdis, hingga drama eksperimental. Drama “Waiting for Godot” karya Samuel Beckett.

Makna Simbolis Drama

Drama bukan sekadar tontonan, tapi juga sebuah media untuk menyampaikan pesan dan makna. Salah satu cara yang sering digunakan dalam drama untuk menyampaikan pesan adalah melalui simbol. Simbol dalam drama adalah sesuatu yang mewakili makna lain di luar makna literalnya.

Simbol dalam Drama

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), simbol diartikan sebagai sesuatu yang mewakili atau melambangkan sesuatu yang lain. Dalam drama, simbol bisa berupa benda, tokoh, tindakan, atau bahkan suasana. Simbol-simbol ini memiliki makna yang lebih dalam dan bisa diinterpretasikan dengan berbagai cara.

Contoh Interpretasi Simbol dalam Drama

Bayangkan kamu menonton drama tentang seorang pemuda yang berjuang untuk mencapai mimpinya. Dalam drama ini, pemuda tersebut selalu membawa sebuah gitar. Gitar tersebut bukan sekadar alat musik, tapi melambangkan semangat dan tekadnya untuk meraih cita-cita. Gitar tersebut bisa diinterpretasikan sebagai simbol kebebasan, kreativitas, dan perjuangan.

Daftar Simbol Umum dalam Drama

  • Warna: Warna sering digunakan dalam drama untuk melambangkan emosi atau suasana hati. Misalnya, warna hitam bisa melambangkan kesedihan, sedangkan warna putih bisa melambangkan kemurnian.
  • Cahaya: Cahaya juga bisa menjadi simbol yang kuat dalam drama. Cahaya terang bisa melambangkan harapan dan kebenaran, sedangkan cahaya redup bisa melambangkan kegelapan dan misteri.
  • Alam: Alam bisa menjadi simbol yang kompleks dalam drama. Misalnya, pohon bisa melambangkan kekuatan dan ketahanan, sedangkan air bisa melambangkan perubahan dan kebebasan.
  • Hewan: Hewan juga bisa menjadi simbol yang kuat dalam drama. Misalnya, burung bisa melambangkan kebebasan, sedangkan ular bisa melambangkan bahaya.
  • Benda: Benda-benda yang digunakan dalam drama juga bisa memiliki makna simbolis. Misalnya, cincin bisa melambangkan ikatan cinta, sedangkan pedang bisa melambangkan kekuatan dan kekerasan.

Dampak Drama

Pengertian drama menurut kamus besar bahasa indonesia
Drama, sebagai sebuah karya seni yang menyajikan kisah hidup, konflik, dan emosi manusia, memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku dan nilai-nilai masyarakat. Dampak ini bisa positif maupun negatif, tergantung pada bagaimana drama tersebut disajikan dan diinterpretasikan oleh penonton.

Dampak Positif Drama

Drama dapat menjadi cerminan kehidupan dan menghadirkan perspektif baru bagi penonton. Melalui cerita dan karakter yang disajikan, drama dapat mendorong empati, meningkatkan kesadaran sosial, dan menginspirasi perubahan positif. Beberapa dampak positif drama berdasarkan KBBI adalah:

  • Meningkatkan Kesadaran Sosial: Drama dapat menyoroti isu-isu sosial yang penting, seperti kemiskinan, diskriminasi, dan kekerasan. Dengan menyajikan cerita yang realistis, drama dapat membuat penonton lebih peka terhadap masalah-masalah ini dan mendorong mereka untuk terlibat dalam upaya penanggulangannya.
  • Membangun Empati: Drama dapat membantu penonton memahami perspektif orang lain yang berbeda dari mereka. Dengan mengikuti perjalanan karakter dalam drama, penonton dapat merasakan emosi dan kesulitan yang dialami karakter tersebut, sehingga membangun empati dan toleransi terhadap perbedaan.
  • Mendorong Perubahan Perilaku: Drama dapat menginspirasi penonton untuk mengubah perilaku mereka. Misalnya, drama tentang bahaya merokok dapat mendorong penonton untuk berhenti merokok atau mengurangi konsumsi rokok.
  • Menumbuhkan Nilai-nilai Positif: Drama dapat mengajarkan nilai-nilai positif seperti kejujuran, keberanian, dan kasih sayang. Karakter dalam drama yang menunjukkan nilai-nilai positif dapat menjadi panutan bagi penonton dan mendorong mereka untuk berperilaku baik.

Dampak Negatif Drama

Meskipun memiliki banyak dampak positif, drama juga dapat memiliki dampak negatif. Hal ini terutama terjadi ketika drama disajikan dengan cara yang tidak bertanggung jawab atau tidak bermoral. Beberapa dampak negatif drama berdasarkan KBBI adalah:

  • Menimbulkan Kekerasan: Drama yang menampilkan kekerasan secara berlebihan dapat mendorong perilaku agresif dan kekerasan di masyarakat. Hal ini terutama berlaku bagi anak-anak dan remaja yang lebih mudah terpengaruh oleh apa yang mereka lihat.
  • Mempromosikan Perilaku Negatif: Drama yang menampilkan perilaku negatif seperti penyalahgunaan narkoba, seks bebas, atau kriminalitas dapat mendorong penonton untuk meniru perilaku tersebut. Hal ini dapat merusak nilai-nilai moral dan sosial masyarakat.
  • Menimbulkan Ketakutan dan Kecemasan: Drama yang menyajikan cerita horor atau thriller dapat menimbulkan rasa takut dan kecemasan yang berlebihan pada penonton. Hal ini dapat mengganggu kesehatan mental dan emosional mereka.
  • Mempengaruhi Persepsi Realitas: Drama yang terlalu dramatis atau tidak realistis dapat memengaruhi persepsi penonton tentang realitas. Hal ini dapat membuat mereka sulit membedakan antara kenyataan dan fiksi.

Contoh Dampak Drama

Drama “Laskar Pelangi” yang diangkat dari novel Andrea Hirata, misalnya, telah menginspirasi banyak orang untuk peduli dengan pendidikan anak-anak di daerah terpencil. Drama ini menyoroti perjuangan anak-anak di Belitung untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak. Kisah yang mengharukan dan inspiratif ini telah mendorong banyak orang untuk memberikan bantuan kepada anak-anak di daerah terpencil.

Dampak Sosial dan Budaya

Drama dapat menjadi alat yang ampuh untuk memperkuat identitas dan nilai-nilai budaya. Drama tradisional, misalnya, dapat melestarikan budaya dan tradisi suatu bangsa. Drama modern, di sisi lain, dapat merefleksikan perubahan sosial dan budaya yang terjadi di masyarakat. Beberapa dampak sosial dan budaya dari karya drama berdasarkan KBBI adalah:

  • Melestarikan Budaya: Drama tradisional dapat membantu melestarikan budaya dan tradisi suatu bangsa. Melalui cerita, lagu, dan tarian yang disajikan, drama tradisional dapat memperkenalkan generasi muda kepada nilai-nilai dan tradisi leluhur mereka.
  • Merefleksikan Perubahan Sosial: Drama modern dapat merefleksikan perubahan sosial dan budaya yang terjadi di masyarakat. Misalnya, drama tentang emansipasi perempuan dapat menunjukkan bagaimana peran perempuan di masyarakat telah berubah seiring waktu.
  • Membangun Jembatan Antar Budaya: Drama dapat membantu membangun jembatan antar budaya. Drama yang mengangkat tema universal, seperti cinta, persahabatan, dan keluarga, dapat diakses oleh penonton dari berbagai latar belakang budaya.
  • Meningkatkan Rasa Nasionalisme: Drama yang mengangkat tema patriotisme dan nasionalisme dapat meningkatkan rasa nasionalisme di masyarakat. Drama ini dapat mengingatkan penonton tentang sejarah dan perjuangan bangsa mereka.

Peran Drama dalam Masyarakat

Drama, sebagai bentuk seni yang melibatkan akting, dialog, dan cerita, punya peran penting dalam kehidupan masyarakat. KBBI mendefinisikan drama sebagai karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan dialog dan gerak, yang diperagakan di atas panggung. Selain sebagai hiburan, drama juga berfungsi sebagai media edukasi dan refleksi, yang mampu menguak berbagai aspek kehidupan manusia.

Drama sebagai Media Edukasi

Drama bisa menjadi media edukasi yang efektif karena mampu menyampaikan pesan dan nilai-nilai moral dengan cara yang menarik dan mudah dipahami. Melalui dialog, konflik, dan karakter yang dihadirkan, drama dapat membantu audiens memahami berbagai isu sosial, budaya, dan sejarah. Contohnya, drama tentang perjuangan pahlawan nasional dapat menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan menghargai sejarah bangsa.

Drama sebagai Media Hiburan

Selain edukasi, drama juga berfungsi sebagai media hiburan. Melalui kisah-kisah yang menarik, karakter yang relatable, dan akting yang memukau, drama dapat menghibur dan menyenangkan audiens. Hiburan yang disajikan dapat membantu audiens menghilangkan stres dan menikmati waktu luang. Contohnya, film komedi dapat membuat audiens tertawa dan merasa bahagia.

Manfaat Drama bagi Individu dan Masyarakat

Drama memiliki berbagai manfaat bagi perkembangan individu dan masyarakat. Berikut beberapa di antaranya:

  • Meningkatkan kreativitas dan imajinasi.
  • Mengembangkan kemampuan komunikasi dan berbicara di depan umum.
  • Memperkuat kemampuan berempati dan memahami perasaan orang lain.
  • Membantu individu menjelajahi diri sendiri dan mengembangkan potensi yang dimiliki.
  • Memperkuat ikatan sosial dan membantu masyarakat bersama-sama mengatasi berbagai tantangan.

Ulasan Penutup

Drama, dengan segala kompleksitasnya, merupakan sebuah bentuk seni yang memikat dan memiliki kekuatan untuk menggugah emosi dan pikiran. Memahami pengertian drama menurut KBBI membuka jalan bagi kita untuk menikmati dan menginterpretasikan karya drama dengan lebih mendalam. Jadi, saat kamu menonton film, sinetron, atau bahkan menyaksikan cerita di sekitarmu, ingatlah bahwa drama adalah sebuah cerminan kehidupan yang penuh dengan kisah-kisah menarik dan penuh makna.