Pengertian saham menurut para ahli – Pernah dengar istilah saham? Yap, itu dia aset yang bikin banyak orang penasaran, bahkan sampai rela begadang demi memantau pergerakannya. Tapi, sebenarnya apa sih saham itu? Bukan cuma sekadar kertas berharga, saham punya peran penting dalam dunia ekonomi. Para ahli keuangan pun punya pandangan unik tentangnya. Yuk, kita bongkar rahasia saham dan pelajari pengertiannya dari para pakar!
Bayangin kamu punya potongan kecil dari perusahaan besar, seperti Google, Apple, atau bahkan perusahaan lokal favoritmu. Nah, potongan itu disebut saham. Dengan memiliki saham, kamu jadi punya hak atas keuntungan perusahaan dan ikut merasakan manisnya pertumbuhan bisnis. Intinya, saham adalah tiket masuk ke dunia investasi yang menjanjikan, tapi tetap ada risikonya, lho! Makanya, penting untuk memahami pengertian saham dari berbagai perspektif ahli sebelum kamu melangkah lebih jauh.
Risiko dan Keuntungan Berinvestasi Saham
Investasi saham, seperti halnya bentuk investasi lainnya, punya dua sisi: risiko dan keuntungan. Meskipun berpotensi menghasilkan keuntungan besar, kamu juga perlu bersiap menghadapi kemungkinan kerugian. Nah, untuk bisa memutuskan apakah investasi saham cocok untukmu, penting banget buat memahami risiko dan keuntungannya dengan baik.
Risiko Investasi Saham
Memang, saham menawarkan potensi keuntungan yang menggiurkan, tapi kamu juga perlu siap dengan risiko yang menyertainya. Risiko ini bisa datang dari berbagai faktor, dan penting banget buat kamu pahami agar bisa membuat keputusan investasi yang bijak.
- Risiko Pasar: Kondisi pasar saham bisa berubah sewaktu-waktu, bisa naik, bisa turun. Kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, dan sentimen investor bisa berpengaruh besar terhadap nilai saham. Jika pasar saham sedang turun, nilai saham yang kamu miliki bisa ikut turun dan menyebabkan kerugian.
- Risiko Perusahaan: Perusahaan yang kamu investasikan sahamnya bisa mengalami kesulitan finansial, bahkan bangkrut. Hal ini bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti persaingan bisnis, perubahan teknologi, atau manajemen yang buruk. Jika perusahaan mengalami kesulitan, nilai sahamnya bisa anjlok dan kamu bisa kehilangan sebagian atau bahkan seluruh investasi.
- Risiko Likuiditas: Beberapa saham mungkin sulit dijual dengan cepat, terutama saham dari perusahaan kecil atau saham yang kurang likuid. Hal ini bisa terjadi karena jumlah pembeli yang sedikit atau karena aturan pasar yang membatasi transaksi. Jika kamu butuh uang cepat, kamu mungkin harus menjual sahammu dengan harga yang lebih rendah dari harga yang kamu inginkan.
- Risiko Inflasi: Inflasi bisa mengurangi nilai riil dari investasi sahammu. Meskipun nilai saham naik, tapi jika inflasi lebih tinggi, maka nilai sebenarnya dari investasi kamu bisa berkurang. Kamu harus mempertimbangkan inflasi saat menentukan target keuntungan dari investasi saham.
Keuntungan Investasi Saham
Meskipun punya risiko, investasi saham juga punya banyak keuntungan yang bisa kamu pertimbangkan. Keuntungan ini bisa menjadi alasan kuat untuk kamu memilih saham sebagai salah satu instrumen investasi.
- Potensi Keuntungan Tinggi: Saham punya potensi keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi lain, seperti deposito atau obligasi. Jika perusahaan yang kamu investasikan sahamnya berkembang pesat, nilai sahamnya bisa naik dengan signifikan dan kamu bisa mendapatkan keuntungan yang besar.
- Diversifikasi Portofolio: Investasi saham bisa membantu kamu diversifikasi portofolio investasi. Dengan berinvestasi di berbagai saham, kamu bisa mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Kamu bisa memilih saham dari berbagai sektor dan industri, sehingga portofolio investasi kamu lebih terdiversifikasi dan tidak terlalu bergantung pada satu sektor atau industri tertentu.
- Investasi Jangka Panjang: Investasi saham biasanya cocok untuk jangka panjang. Dengan memegang saham dalam jangka waktu yang lama, kamu bisa menikmati pertumbuhan nilai saham dan keuntungan yang lebih besar. Investasi saham jangka panjang juga bisa membantu kamu mencapai tujuan keuangan jangka panjang, seperti membeli rumah atau merencanakan masa pensiun.
- Transparansi Informasi: Perusahaan yang terdaftar di bursa saham biasanya diwajibkan untuk mempublikasikan laporan keuangan dan informasi penting lainnya secara berkala. Hal ini bisa membantu kamu mendapatkan informasi yang lebih transparan dan akurat tentang kinerja perusahaan, sehingga kamu bisa membuat keputusan investasi yang lebih baik.
Nah, setelah mengetahui risiko dan keuntungannya, kamu bisa mulai memikirkan strategi untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan investasi saham. Berikut beberapa strategi yang bisa kamu pertimbangkan:
- Pahami Risiko dan Keuntungan: Sebelum kamu berinvestasi, penting banget buat memahami risiko dan keuntungan dari setiap saham yang kamu pertimbangkan. Pelajari tentang perusahaan, sektor, dan kondisi pasar secara mendalam.
- Diversifikasi Portofolio: Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Diversifikasi portofolio kamu dengan berinvestasi di berbagai saham dari sektor dan industri yang berbeda. Hal ini bisa membantu kamu mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan.
- Investasi Jangka Panjang: Investasi saham biasanya cocok untuk jangka panjang. Dengan memegang saham dalam jangka waktu yang lama, kamu bisa menikmati pertumbuhan nilai saham dan keuntungan yang lebih besar. Hindari panik menjual saham di saat pasar sedang turun.
- Lakukan Riset Mendalam: Sebelum kamu berinvestasi, luangkan waktu untuk melakukan riset mendalam tentang perusahaan yang kamu pertimbangkan. Baca laporan keuangan, analisis kinerja perusahaan, dan pelajari tentang manajemen dan prospek bisnis perusahaan.
- Manfaatkan Alat Bantu Investasi: Manfaatkan alat bantu investasi seperti platform trading online, aplikasi analisis saham, dan konsultasi dengan ahli investasi. Alat bantu ini bisa membantu kamu mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan membuat keputusan investasi yang lebih baik.
Cara Membeli dan Menjual Saham
Nah, setelah memahami pengertian saham dan jenis-jenisnya, saatnya kita bahas bagaimana cara membeli dan menjual saham di pasar modal. Sebenarnya, prosesnya tidak serumit yang kamu bayangkan, kok! Kamu bisa membeli dan menjual saham secara online atau offline, tergantung preferensi dan kebutuhanmu. Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Membeli dan Menjual Saham Secara Online
Membeli dan menjual saham secara online adalah cara yang paling umum dan praktis di zaman sekarang. Kamu bisa melakukan transaksi dari mana saja dan kapan saja, asalkan terhubung dengan internet. Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Membuka Rekening Efek: Langkah pertama adalah membuka rekening efek di perusahaan sekuritas yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Prosesnya biasanya cukup mudah, kamu hanya perlu mengisi formulir pendaftaran dan menyerahkan dokumen identitas seperti KTP dan NPWP. Kamu juga perlu menyiapkan dana awal untuk membeli saham.
- Memilih Platform Online: Setelah memiliki rekening efek, kamu bisa memilih platform online yang disediakan oleh perusahaan sekuritas. Platform ini biasanya dilengkapi dengan berbagai fitur yang memudahkanmu dalam melakukan transaksi, seperti:
- Menampilkan data real-time harga saham
- Membuat portofolio saham
- Menganalisis kinerja saham
- Membuat order pembelian dan penjualan saham
- Membuat Order: Setelah memilih platform online, kamu bisa mulai membuat order pembelian atau penjualan saham. Kamu perlu menentukan:
- Kode saham yang ingin dibeli atau dijual
- Jumlah saham yang ingin dibeli atau dijual
- Harga yang kamu inginkan (limit order)
- Jenis order (market order, limit order, stop order)
- Konfirmasi Order: Setelah membuat order, kamu akan menerima konfirmasi dari platform online. Kamu bisa memantau status order di platform tersebut.
- Melakukan Transaksi: Jika order kamu disetujui, transaksi akan dilakukan dan dana kamu akan terdebet dari rekening efek. Jika kamu menjual saham, dana hasil penjualan akan masuk ke rekening efek kamu.
Contoh Ilustrasi Membeli dan Menjual Saham Online
Misalnya, kamu ingin membeli saham PT. Telkom (TLKM) dengan harga Rp4.000 per saham. Kamu membuka platform online dan membuat order pembelian dengan jumlah 100 saham. Jika order kamu disetujui, dana Rp400.000 (100 saham x Rp4.000) akan terdebet dari rekening efek kamu. Setelah beberapa saat, saham TLKM akan masuk ke portofolio saham kamu. Jika kamu ingin menjual saham TLKM, kamu bisa membuat order penjualan dengan jumlah dan harga yang kamu inginkan. Dana hasil penjualan akan masuk ke rekening efek kamu.
Membeli dan Menjual Saham Secara Offline
Membeli dan menjual saham secara offline biasanya dilakukan melalui kantor cabang perusahaan sekuritas. Prosesnya biasanya lebih rumit dan memakan waktu dibandingkan dengan cara online. Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Mengunjungi Kantor Cabang: Kamu perlu mengunjungi kantor cabang perusahaan sekuritas untuk melakukan transaksi.
- Mengisi Formulir Order: Kamu perlu mengisi formulir order yang disediakan oleh perusahaan sekuritas. Formulir ini berisi informasi tentang saham yang ingin dibeli atau dijual, jumlah saham, dan harga yang kamu inginkan.
- Menyerahkan Dokumen: Kamu perlu menyerahkan dokumen identitas seperti KTP dan NPWP.
- Melakukan Pembayaran: Kamu perlu melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah saham yang ingin dibeli.
- Konfirmasi Transaksi: Setelah transaksi selesai, kamu akan menerima konfirmasi dari perusahaan sekuritas.
Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Harga saham adalah nilai yang fluktuatif, dan dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Bayangin, kamu lagi nge-roll dadu, hasilnya bisa aja 1, 2, 3, 4, 5, atau 6. Nah, harga saham juga gitu, bisa naik, turun, atau stagnan. Ada banyak hal yang bisa ngaruhin, mulai dari kinerja perusahaan, berita ekonomi, hingga sentimen investor.
Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, dan punya pengaruh besar terhadap harga saham. Misalnya, perusahaan yang lagi booming, untungnya meledak, dan kinerja bagus, biasanya bikin harga sahamnya naik. Sebaliknya, kalau perusahaan lagi merugi, kinerjanya jelek, dan ada masalah internal, bisa bikin harga sahamnya turun.
- Kinerja Keuangan: Keuntungan, pendapatan, dan arus kas perusahaan menjadi faktor utama. Kalau perusahaan untungnya besar dan stabil, investor bakal lebih tertarik untuk beli sahamnya.
- Strategi dan Manajemen: Kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan dan menjalankan strategi bisnisnya juga penting. Manajemen yang handal dan visioner bisa bikin investor percaya dan yakin untuk investasi di perusahaan tersebut.
- Struktur Modal: Rasio hutang dan ekuitas perusahaan juga bisa ngaruhin harga saham. Perusahaan yang punya rasio hutang yang tinggi, bisa dianggap berisiko, sehingga harga sahamnya bisa turun.
- Dividen: Banyak investor yang tertarik dengan saham yang membagikan dividen. Dividen yang tinggi dan stabil bisa bikin harga saham naik.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan, dan bisa ngaruhin harga saham secara global. Bayangin, kayak lagi main domino, satu keping domino jatuh, bisa nge-trigger domino lain untuk jatuh. Faktor eksternal juga bisa ngaruhin harga saham, bisa naik, bisa turun, tergantung kondisi dan situasi.
- Kondisi Ekonomi: Kenaikan suku bunga, inflasi, dan resesi ekonomi bisa ngaruhin harga saham. Kalau ekonomi lagi bagus, investor biasanya lebih optimis dan cenderung beli saham. Sebaliknya, kalau ekonomi lagi buruk, investor cenderung jual saham karena takut rugi.
- Kebijakan Pemerintah: Kebijakan pemerintah, seperti kebijakan fiskal dan moneter, juga bisa ngaruhin harga saham. Misalnya, kebijakan pajak yang mendukung bisnis bisa bikin harga saham naik, sedangkan kebijakan pajak yang memberatkan bisa bikin harga saham turun.
- Kondisi Politik: Stabilitas politik juga penting. Kalau kondisi politik lagi tidak stabil, investor cenderung takut dan menjual saham.
- Peristiwa Global: Peristiwa global, seperti perang, bencana alam, dan pandemi, juga bisa ngaruhin harga saham. Peristiwa yang negatif biasanya bikin harga saham turun, sedangkan peristiwa yang positif bisa bikin harga saham naik.
- Sentimen Pasar: Sentimen investor terhadap pasar saham juga bisa ngaruhin harga saham. Kalau investor lagi optimis, harga saham cenderung naik. Sebaliknya, kalau investor lagi pesimis, harga saham cenderung turun.
Bagaimana Faktor-Faktor Tersebut Mempengaruhi Keputusan Investor?
Faktor-faktor yang dibahas di atas bisa ngaruhin keputusan investor dalam membeli atau menjual saham. Investor yang cerdas biasanya menganalisis faktor-faktor tersebut sebelum mengambil keputusan investasi.
- Faktor Internal: Investor akan melihat kinerja keuangan perusahaan, strategi bisnis, dan manajemennya. Mereka juga akan memperhatikan rasio hutang dan ekuitas perusahaan, serta kebijakan dividennya.
- Faktor Eksternal: Investor juga akan mempertimbangkan kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, kondisi politik, dan peristiwa global. Mereka juga akan memperhatikan sentimen pasar dan kondisi pasar saham secara keseluruhan.
Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi harga saham, investor bisa membuat keputusan investasi yang lebih tepat dan bijak. Ingat, investasi di pasar saham itu penuh dengan risiko, jadi jangan lupa untuk selalu melakukan riset dan analisis sebelum mengambil keputusan.
Strategi Investasi Saham
Nah, setelah kamu paham apa itu saham, sekarang saatnya kita bahas strategi investasi yang bisa kamu gunakan untuk meraih keuntungan. Ingat ya, investasi saham bukan hanya soal beli dan jual, tapi butuh strategi yang tepat agar kamu bisa menghasilkan return maksimal. Ada banyak strategi investasi saham, dan setiap strategi punya karakteristik dan risiko masing-masing. Jadi, penting banget buat kamu memilih strategi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi kamu.
Strategi Investasi Saham
Strategi investasi saham adalah pendekatan sistematis yang digunakan investor untuk memilih saham dan menentukan kapan harus membeli, menjual, atau menahan saham. Strategi ini membantu investor untuk mencapai tujuan keuangan mereka dengan cara yang terstruktur dan terukur.
Strategi Investasi | Karakteristik | Contoh Penerapan |
---|---|---|
Value Investing | Membeli saham yang dianggap undervalued (dihargai di bawah nilai intrinsiknya) dengan harapan harga saham akan naik seiring waktu. | Membeli saham perusahaan dengan rasio price-to-earnings (P/E) yang rendah dibandingkan dengan perusahaan sejenis, atau saham perusahaan yang memiliki aset bernilai tinggi namun harga sahamnya tertekan. |
Growth Investing | Membeli saham perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan dan laba yang tinggi, dengan harapan harga saham akan naik seiring pertumbuhan perusahaan. | Membeli saham perusahaan teknologi yang sedang berkembang pesat, atau saham perusahaan yang baru saja meluncurkan produk baru yang inovatif. |
Momentum Investing | Membeli saham yang sedang mengalami tren kenaikan harga, dengan harapan tren tersebut akan berlanjut. | Membeli saham yang baru saja mengalami kenaikan harga yang signifikan, atau saham yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. |
Value Investing
Strategi ini berfokus pada analisis fundamental perusahaan, seperti pendapatan, laba, aset, dan utang, untuk menentukan nilai intrinsik saham. Investor value biasanya mencari saham yang diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya, yang artinya harga sahamnya lebih rendah daripada nilai sebenarnya dari perusahaan. Dengan membeli saham undervalued, investor berharap harga saham akan naik seiring waktu ketika pasar menyadari nilai sebenarnya dari perusahaan.
Contohnya, perusahaan A memiliki aset bernilai tinggi, namun harga sahamnya tertekan karena kinerja keuangannya yang kurang bagus. Investor value mungkin melihat peluang ini sebagai kesempatan untuk membeli saham A dengan harga yang murah. Mereka percaya bahwa kinerja keuangan perusahaan A akan membaik di masa depan, sehingga harga sahamnya akan naik seiring waktu.
Growth Investing
Berbeda dengan value investing, growth investing lebih fokus pada pertumbuhan perusahaan. Investor growth biasanya mencari saham perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan dan laba yang tinggi. Mereka percaya bahwa pertumbuhan perusahaan akan mendorong kenaikan harga saham di masa depan.
Contohnya, perusahaan B merupakan perusahaan teknologi yang sedang berkembang pesat. Perusahaan B memiliki produk baru yang inovatif dan memiliki potensi pasar yang besar. Investor growth mungkin melihat peluang ini sebagai kesempatan untuk membeli saham B dengan harapan harga saham akan naik seiring pertumbuhan perusahaan.
Momentum Investing
Strategi ini mengandalkan tren harga saham di masa lalu untuk memprediksi tren harga saham di masa depan. Investor momentum biasanya membeli saham yang sedang mengalami tren kenaikan harga, dengan harapan tren tersebut akan berlanjut. Mereka percaya bahwa momentum harga saham akan terus berlanjut hingga investor lain menyadari tren tersebut dan ikut membeli saham tersebut.
Contohnya, saham C baru saja mengalami kenaikan harga yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir. Investor momentum mungkin melihat peluang ini sebagai kesempatan untuk membeli saham C dengan harapan tren kenaikan harga akan berlanjut.
Buat kamu yang lagi pengin investasi, pasti udah gak asing lagi sama istilah saham. Sederhananya, saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Nah, para ahli punya berbagai sudut pandang soal pengertian saham. Ada yang bilang saham itu adalah surat berharga yang mewakili bagian kepemilikan di suatu perusahaan, ada juga yang menyebutnya sebagai alat investasi jangka panjang yang bisa memberikan keuntungan.
Ngomong-ngomong soal kepemilikan dan keuntungan, kamu pasti penasaran gimana caranya perusahaan bisa dikelola dengan baik agar bisa menghasilkan keuntungan yang maksimal? Nah, di sini kita bisa liat kaitannya dengan manajemen. Kalau kamu pengin tau lebih lanjut tentang pengertian manajemen menurut para ahli tahun 2017 , kamu bisa cek di link ini.
Intinya, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan. Nah, kalau perusahaan dikelola dengan baik, potensi keuntungan dari saham pun bisa meningkat, kan?
Tips Memilih Saham yang Baik: Pengertian Saham Menurut Para Ahli
Nggak semua saham cocok buat kamu, lho. Sama kayak baju, ada yang pas dan ada yang nggak. Pilih saham yang pas, kamu bisa untung, tapi kalau salah pilih, bisa rugi. Jadi, gimana caranya memilih saham yang baik?
Mengenali Perusahaan
Sebelum terjun ke dunia saham, kenali dulu perusahaan yang sahamnya mau kamu beli. Ini kayak pacaran, kan? Harus tahu dulu orangnya siapa, apa hobinya, dan apa aja yang dia punya. Nah, buat perusahaan juga gitu. Cari tahu apa bisnisnya, seberapa besar keuntungannya, dan apa aja aset yang dimilikinya.
Perhatikan Kinerja Keuangan
Keuntungan perusahaan bisa dilihat dari laporan keuangannya. Ini kayak nilai rapor perusahaan, lho. Lihat deh, apakah perusahaan selalu untung atau malah merugi. Perhatikan juga rasio-rasio keuangannya, seperti profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas.
Memahami Analisis Teknikal
Analisis teknikal kayak membaca peta, lho. Dengan menganalisis grafik pergerakan harga saham, kamu bisa melihat trennya. Misalnya, apakah saham sedang naik, turun, atau stabil.
Menganalisis Fundamental
Analisis fundamental kayak meneliti tanah sebelum bangun rumah. Kamu perlu tahu kondisi tanahnya, apakah kuat atau rapuh. Begitu juga dengan perusahaan, kamu perlu tahu apakah bisnisnya berkembang atau malah merosot.
Mempertimbangkan Risiko
Setiap investasi pasti ada risikonya. Makin tinggi potensi keuntungannya, makin tinggi juga risikonya. Kamu harus berani mengambil risiko, tapi jangan sampai kebablasan.
Memahami Diversifikasi
Jangan taruh semua telur di satu keranjang. Begitu juga dengan investasi. Diversifikasi portofolio kamu dengan membeli saham dari berbagai sektor.
Mempelajari Psikologi Pasar
Pasar saham dipengaruhi oleh sentimen investor. Kamu harus belajar memahami psikologi pasar, agar bisa membaca arah pergerakan harga saham.
Mencari Pendapatan Pasif
Saham bisa jadi sumber pendapatan pasif, lho. Bayangkan, kamu bisa dapat dividen setiap tahunnya, tanpa harus kerja keras.
Jangan Terlena Promo
Jangan tergiur promo saham murah atau iming-iming keuntungan cepat. Ingat, investasi yang baik itu jangka panjang.
Tabel Kriteria Saham yang Baik
Kriteria | Penjelasan |
---|---|
Kinerja Keuangan | Perusahaan memiliki laporan keuangan yang sehat, dengan profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas yang baik. |
Bisnis yang Berkelanjutan | Perusahaan memiliki bisnis yang kuat dan berpotensi berkembang di masa depan. |
Manajemen yang Kompeten | Perusahaan memiliki tim manajemen yang berpengalaman dan kredibel. |
Harga Saham yang Masuk Akal | Harga saham mencerminkan nilai perusahaan yang sebenarnya, tidak terlalu mahal atau terlalu murah. |
Risiko yang Terukur | Perusahaan memiliki risiko yang terukur dan dapat dikelola dengan baik. |
Contoh Penerapan Tips
Misalnya, kamu ingin membeli saham perusahaan teknologi. Pertama, cari tahu perusahaan tersebut, seperti apa bisnisnya, dan bagaimana kinerja keuangannya. Kemudian, analisis teknikal dan fundamental perusahaan. Setelah itu, pertimbangkan risiko dan diversifikasi portofolio kamu. Terakhir, jangan lupa mempelajari psikologi pasar dan mencari pendapatan pasif.
Penutupan Akhir
Jadi, saham itu bukan cuma sekedar kertas berharga, tapi representasi kepemilikan dalam suatu perusahaan. Memahami pengertian saham menurut para ahli membantu kita melihat investasi ini dari berbagai sudut pandang. Mau jadi investor yang cerdas? Mulailah dengan menguasai ilmu saham dan jangan lupa selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.