Pengertian keputusan pembelian menurut para ahli – Pernah gak sih kamu ngerasa bingung milih baju baru? Atau galau mau makan di mana? Nah, itu semua contoh dari proses pengambilan keputusan pembelian. Entah itu buat barang sepele atau barang penting, proses ini ternyata rumit dan dipengaruhi banyak faktor, lho! Dari mulai keinginan pribadi sampe pengaruh lingkungan sekitar, semua bisa jadi pertimbangan.
Tapi, kenapa sih kita perlu memahami proses pengambilan keputusan pembelian? Soalnya, dengan mengerti bagaimana orang-orang memutuskan untuk membeli suatu produk, kita bisa lebih efektif dalam memasarkan produk tersebut. Nah, buat kamu yang penasaran, yuk kita bahas lebih lanjut tentang pengertian keputusan pembelian menurut para ahli!
Pengertian Keputusan Pembelian
Pernah nggak sih kamu ngebayangin gimana proses kamu milih baju baru, makanan di restoran, atau bahkan handphone? Nah, proses milih dan akhirnya memutuskan untuk membeli sesuatu itu disebut dengan keputusan pembelian. Tapi, keputusan pembelian nggak selalu mudah lho, apalagi kalau melibatkan banyak pertimbangan.
Pengertian Keputusan Pembelian Secara Umum
Secara umum, keputusan pembelian adalah proses yang kompleks dan melibatkan banyak faktor. Mulai dari kebutuhan dan keinginan, informasi yang didapat, hingga pertimbangan finansial. Proses ini melibatkan serangkaian tahapan, dari awal munculnya keinginan sampai akhirnya kamu memutuskan untuk membeli atau tidak.
Perbedaan Keputusan Pembelian Rutin dan Keputusan Pembelian Kompleks
Keputusan pembelian nggak selalu sama lho, ada yang gampang dan ada yang bikin pusing. Nah, dua jenis keputusan pembelian ini sering kita temui, yaitu keputusan pembelian rutin dan keputusan pembelian kompleks.
- Keputusan pembelian rutin biasanya terjadi untuk produk yang sudah familiar dan sering dibeli. Misalnya, membeli makanan ringan, minuman, atau sabun cuci. Keputusan ini biasanya nggak butuh waktu lama dan nggak melibatkan banyak pertimbangan.
- Keputusan pembelian kompleks, sebaliknya, melibatkan proses yang panjang dan penuh pertimbangan. Ini biasanya terjadi ketika kamu ingin membeli produk yang mahal, memiliki risiko tinggi, atau jarang dibeli. Misalnya, membeli mobil, rumah, atau laptop baru.
Definisi Keputusan Pembelian Menurut Para Ahli
Para ahli punya pandangan berbeda tentang definisi keputusan pembelian. Berikut ini adalah beberapa definisi keputusan pembelian menurut para ahli:
Ahli | Definisi Keputusan Pembelian |
---|---|
Kotler (2008) | Keputusan pembelian adalah proses pengambilan keputusan yang melibatkan pemilihan di antara dua atau lebih alternatif, seperti membeli produk, jasa, atau ide. |
Schiffman dan Kanuk (2007) | Keputusan pembelian adalah proses yang melibatkan pengumpulan informasi, evaluasi alternatif, dan pemilihan produk atau jasa yang akan dibeli. |
Solomon (2013) | Keputusan pembelian adalah proses yang melibatkan pengambilan keputusan konsumen dalam memilih produk atau jasa yang akan dibeli, dengan mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal. |
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Bayangin kamu lagi pengen beli baju baru. Eh, tapi tiba-tiba kamu mikir, “Hmm, apa aku bener-bener butuh baju baru? Apa ada baju yang udah aku punya yang bisa aku pakai? Atau, apa ada baju yang lebih bagus dan lebih murah di tempat lain?” Nah, proses mikir kayak gini, yang ujung-ujungnya menentukan kamu beli baju apa, atau malah nggak jadi beli, disebut dengan keputusan pembelian. Keputusan pembelian ini nggak selalu mudah, lho! Soalnya, ada banyak faktor yang bisa ngaruh, baik dari dalam diri kamu sendiri, maupun dari luar diri kamu.
Faktor Internal
Faktor internal itu kayak “suara hati” kamu sendiri. Faktor ini berasal dari dalam diri kamu, dan ngaruh banget dalam menentukan pilihan kamu. Nah, faktor internal ini bisa dibagi jadi tiga: motivasi, persepsi, dan sikap.
- Motivasi: Motivasi itu kayak dorongan atau keinginan yang ngebuat kamu pengen beli sesuatu. Misalnya, kamu pengen beli baju baru karena kamu mau ke pesta, atau kamu pengen beli buku karena kamu lagi pengen belajar sesuatu yang baru. Motivasi bisa muncul dari kebutuhan, keinginan, atau rasa ingin tahu kamu.
- Persepsi: Persepsi itu cara kamu ngelihat sesuatu. Misalnya, kamu ngelihat iklan baju baru yang lagi diskon, dan kamu mikir, “Wah, baju ini keren banget! Harganya juga murah!” Nah, persepsi kamu tentang baju itu yang ngebuat kamu tertarik untuk beli. Persepsi bisa dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, informasi yang kamu dapatkan, atau pengaruh dari orang lain.
- Sikap: Sikap itu cara kamu ngereaksi sesuatu. Misalnya, kamu punya sikap positif terhadap brand tertentu, dan kamu cenderung lebih percaya sama produk mereka. Sikap kamu terhadap produk bisa ngaruh dalam keputusan pembelian kamu. Sikap bisa dibentuk dari pengalaman pribadi, nilai-nilai yang kamu pegang, atau pengaruh dari orang lain.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal itu kayak “lingkungan” yang ngebuat kamu pengen beli sesuatu. Faktor ini berasal dari luar diri kamu, dan bisa ngaruh banget dalam menentukan pilihan kamu. Nah, faktor eksternal ini bisa dibagi jadi tiga: budaya, kelompok referensi, dan situasi.
- Budaya: Budaya itu kayak “aturan main” yang ngatur cara hidup dan perilaku orang dalam suatu masyarakat. Misalnya, di Indonesia, budaya ngasih hadiah saat lebaran itu udah biasa. Nah, budaya ini bisa ngaruh dalam keputusan pembelian kamu. Misalnya, kamu pengen beli baju baru buat Lebaran, karena kamu ngerasa itu adalah hal yang penting dan biasa dilakukan di Indonesia.
- Kelompok Referensi: Kelompok referensi itu kayak “teman-teman” yang ngaruh dalam cara berpikir dan bertindak kamu. Misalnya, kamu ngelihat teman kamu pake baju baru yang keren, dan kamu jadi pengen beli baju yang mirip. Kelompok referensi bisa ngaruh dalam keputusan pembelian kamu, karena kamu pengen ngikutin gaya hidup atau tren yang mereka usung.
- Situasi: Situasi itu kayak “kondisi” yang ngebuat kamu pengen beli sesuatu. Misalnya, kamu lagi jalan-jalan di mall dan ngelihat diskon besar-besaran. Nah, situasi ini bisa ngebuat kamu pengen beli sesuatu, meskipun kamu sebenarnya nggak butuh.
Interaksi Faktor Internal dan Eksternal
Faktor internal dan eksternal nggak berdiri sendiri, lho! Mereka saling ngaruh dan ngebuat proses pengambilan keputusan pembelian jadi lebih kompleks. Misalnya, kamu lagi pengen beli laptop baru (motivasi). Kamu baca review tentang laptop tertentu di internet (persepsi), dan kamu ngerasa laptop itu bagus dan sesuai dengan kebutuhan kamu (sikap). Kamu juga ngelihat teman kamu pake laptop itu, dan kamu jadi makin yakin buat beli (kelompok referensi). Akhirnya, kamu beli laptop itu karena kamu yakin laptop itu bagus, dan kamu juga pengen ngikutin tren yang lagi diusung sama teman kamu.
Nah, proses interaksi antara faktor internal dan eksternal ini bisa digambarkan dalam diagram alur seperti ini:
Faktor Internal | Faktor Eksternal | Keputusan Pembelian |
---|---|---|
Motivasi | Budaya | Beli/Tidak Beli |
Persepsi | Kelompok Referensi | Beli/Tidak Beli |
Sikap | Situasi | Beli/Tidak Beli |
Tahapan Proses Keputusan Pembelian
Pernah ngga sih kamu mikir, kenapa kamu milih beli produk A dibanding produk B? Atau kenapa kamu akhirnya beli produk X setelah sekian lama ngincer produk Y? Nah, di balik keputusan pembelian itu, ada proses yang cukup kompleks, lho. Dari sekadar ngerasa butuh sesuatu sampai akhirnya kamu ngeluarin duit buat beli, ada beberapa tahapan yang dilalui. Ini dia 5 tahapan proses keputusan pembelian yang sering banget dipelajari dalam dunia marketing:
Pengenalan Kebutuhan
Tahap pertama, kamu pasti ngerasa butuh sesuatu. Entah itu kebutuhan dasar kayak makan, minum, atau pakaian, atau kebutuhan lain yang bikin hidup kamu lebih nyaman. Kebutuhan ini bisa muncul karena beberapa faktor, kayak rasa haus, lapar, atau mungkin karena kamu liat iklan produk baru yang menarik. Misalnya, kamu ngerasa haus dan kamu butuh minuman.
Pencarian Informasi
Nah, setelah ngerasa butuh sesuatu, kamu mulai cari informasi tentang produk yang bisa nge-solve kebutuhanmu. Kamu bisa ngecek internet, tanya temen, baca review, atau bahkan ngeliat langsung produknya di toko. Tujuannya buat ngumpulin informasi tentang produk, fitur, harga, dan segala sesuatu yang bisa ngebantu kamu buat milih. Misalnya, kamu butuh minuman, kamu mulai browsing di internet tentang minuman yang enak, menyegarkan, dan sehat. Kamu juga bisa nanya temen apa minuman favorit mereka.
Evaluasi Alternatif
Setelah dapet banyak informasi, kamu mulai membandingin berbagai pilihan produk yang ada. Kamu ngecek mana yang paling cocok sama kebutuhan kamu, mana yang punya fitur terbaik, dan mana yang punya harga paling sesuai. Misalnya, kamu udah ngumpulin beberapa pilihan minuman. Kamu mulai membandingin harga, rasa, kandungan, dan juga brand dari setiap minuman.
Keputusan Pembelian
Tahap ini adalah puncak dari proses pengambilan keputusan pembelian. Setelah kamu menimbang berbagai pilihan, kamu akhirnya memutuskan untuk beli produk yang kamu rasa paling cocok. Misalnya, kamu akhirnya memilih minuman A karena rasa dan kandungannya yang paling kamu suka, dan harganya juga sesuai sama budget kamu.
Perilaku Pasca Pembelian
Tahap ini penting banget buat nge-shape keputusan pembelian kamu di masa depan. Setelah kamu beli produk, kamu pasti ngerasain sendiri manfaat dan kekurangannya. Kamu juga bisa nge-share pengalaman kamu ke orang lain. Misalnya, kamu minum minuman A dan kamu ngerasa puas karena rasanya enak dan menyegarkan. Kamu juga bisa nge-review minuman A di internet dan ngasih rekomendasi ke temen-temen kamu.
Tahapan | Ciri Khas |
---|---|
Pengenalan Kebutuhan | Munculnya rasa butuh atau keinginan untuk memiliki sesuatu. |
Pencarian Informasi | Mengumpulkan informasi tentang produk, fitur, harga, dan segala sesuatu yang bisa membantu dalam memilih. |
Evaluasi Alternatif | Membandingkan berbagai pilihan produk dan memilih yang paling cocok dengan kebutuhan dan keinginan. |
Keputusan Pembelian | Memutuskan untuk membeli produk yang dianggap paling sesuai. |
Perilaku Pasca Pembelian | Merasakan manfaat dan kekurangan produk, memberikan feedback, dan mempengaruhi keputusan pembelian di masa depan. |
Model-Model Keputusan Pembelian
Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang lebih seru, yaitu memahami bagaimana para ahli menguraikan proses pengambilan keputusan pembelian. Mereka punya beberapa model yang bisa kita gunakan untuk menganalisis dan memahami perilaku konsumen, lho. Yuk, kita bahas beberapa model yang paling populer!
Model Howard-Sheth
Model ini, yang diperkenalkan oleh John Howard dan Jagdish Sheth pada tahun 1969, menggambarkan proses pengambilan keputusan pembelian sebagai interaksi kompleks antara variabel-variabel internal dan eksternal. Model ini menekankan peran persepsi, belajar, dan motivasi dalam memengaruhi pilihan konsumen.
- Model ini membagi proses keputusan pembelian menjadi empat tahap: tahap pengenalan kebutuhan, tahap pencarian informasi, tahap evaluasi alternatif, dan tahap pembelian.
- Model Howard-Sheth juga mengungkapkan peran penting dari variabel-variabel internal seperti persepsi, sikap, dan nilai-nilai konsumen dalam memengaruhi keputusan pembelian.
- Model ini juga mempertimbangkan variabel-variabel eksternal seperti iklan, promosi, dan pengalaman pribadi yang dapat memengaruhi persepsi dan perilaku konsumen.
Model Engel-Blackwell-Miniard
Model ini, yang dikembangkan oleh James Engel, Roger Blackwell, dan Paul Miniard, menekankan pada pengaruh lingkungan dan faktor psikologis terhadap perilaku konsumen. Model ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang proses pengambilan keputusan pembelian dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi kebutuhan, keinginan, dan perilaku konsumen.
- Model ini menguraikan proses pengambilan keputusan pembelian menjadi lima tahap: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.
- Model Engel-Blackwell-Miniard juga menitikberatkan pada peran budaya, kelompok referensi, dan situasi dalam memengaruhi keputusan pembelian konsumen.
- Model ini menjelaskan bagaimana faktor-faktor psikologis seperti motivasi, persepsi, dan sikap berinteraksi dengan faktor-faktor lingkungan untuk membentuk keputusan pembelian konsumen.
Model Nicosia
Model ini, yang dikembangkan oleh Francesco Nicosia, berfokus pada interaksi antara konsumen dan perusahaan dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Model ini menekankan pada peran komunikasi dan pemasaran dalam memengaruhi perilaku konsumen.
- Model Nicosia menguraikan proses pengambilan keputusan pembelian menjadi empat tahap: tahap pengenalan kebutuhan, tahap pencarian informasi, tahap evaluasi alternatif, dan tahap pembelian.
- Model ini menjelaskan bagaimana komunikasi pemasaran dapat memengaruhi persepsi konsumen tentang produk dan layanan, yang pada akhirnya memengaruhi keputusan pembelian.
- Model Nicosia juga menekankan pada peran pengalaman pribadi dalam membentuk persepsi dan perilaku konsumen.
Perbedaan dan Persamaan Antar Model
Meskipun ketiga model ini memiliki persamaan dalam menguraikan proses pengambilan keputusan pembelian, masing-masing memiliki fokus dan penekanan yang berbeda. Model Howard-Sheth lebih berfokus pada variabel-variabel internal konsumen, sementara Model Engel-Blackwell-Miniard lebih menekankan pada pengaruh lingkungan dan faktor psikologis. Model Nicosia menitikberatkan pada interaksi antara konsumen dan perusahaan.
Meskipun perbedaan fokus ini, ketiga model ini menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan pembelian adalah proses yang kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal.
Penerapan Model Keputusan Pembelian
Bayangkan kamu ingin membeli smartphone baru. Kamu mungkin mulai dengan mengidentifikasi kebutuhan (misalnya, kamu butuh smartphone dengan kamera yang bagus dan baterai yang tahan lama). Kemudian kamu mencari informasi tentang berbagai smartphone yang tersedia, membandingkan fitur dan harga (tahap pencarian informasi). Selanjutnya kamu menilai berbagai pilihan berdasarkan kebutuhan dan preferensi kamu (tahap evaluasi alternatif). Akhirnya, kamu memutuskan untuk membeli smartphone yang paling sesuai dengan kebutuhan kamu (tahap pembelian). Setelah membeli, kamu akan menilai pengalaman kamu dengan smartphone tersebut (tahap perilaku pasca pembelian).
Dalam contoh ini, kamu dapat melihat bagaimana model-model keputusan pembelian dapat menjelaskan proses pengambilan keputusan yang kamu lakukan. Model Howard-Sheth menekankan pada peran persepsi dan nilai-nilai kamu dalam memilih smartphone, sementara Model Engel-Blackwell-Miniard menitikberatkan pada pengaruh lingkungan seperti rekomendasi teman atau iklan dalam memengaruhi keputusan pembelian kamu. Model Nicosia menekankan pada peran komunikasi dari perusahaan smartphone dalam memengaruhi persepsi kamu tentang produk.
Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian
Pernah gak sih kamu ngerasa tiba-tiba pengen beli sesuatu yang gak direncanain sebelumnya? Atau malah ngerasa harus beli sesuatu, meskipun sebenarnya gak butuh banget? Itu semua adalah contoh dari perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.
Ngomongin perilaku konsumen, ternyata gak sesimpel kelihatannya. Ada berbagai jenis perilaku yang bisa mempengaruhi keputusan kita dalam membeli sesuatu, mulai dari yang impulsif, kompulsif, sampai yang inovatif. Nah, kali ini kita bakal bahas lebih dalam tentang jenis-jenis perilaku konsumen dan faktor-faktor yang ngaruhinnya.
Jenis-jenis Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian bisa dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung dari faktor-faktor yang ngaruhinnya. Yuk, kita bahas satu per satu:
- Perilaku Impulsif: Perilaku ini muncul ketika seseorang spontan membeli sesuatu tanpa perencanaan sebelumnya. Biasanya dipicu oleh dorongan emosi, keinginan instan, atau pengaruh lingkungan sekitar. Contohnya, ketika kamu lagi jalan-jalan di mall dan ngeliat baju baru yang keren, langsung deh kamu beli tanpa mikir panjang.
- Perilaku Kompulsif: Berbeda dengan impulsif, perilaku kompulsif lebih ke arah pembelian yang berlebihan dan gak terkendali. Biasanya dipicu oleh rasa tidak aman, stres, atau keinginan untuk mengontrol emosi. Contohnya, seseorang yang terus-terusan beli baju baru meskipun lemari bajunya udah penuh, atau seseorang yang terus-terusan beli barang-barang online meskipun sebenarnya gak butuh.
- Perilaku Inovatif: Nah, kalo yang ini, perilaku konsumen yang lebih fokus pada pencarian pengalaman baru dan produk-produk terbaru. Biasanya dipicu oleh rasa ingin tahu, keingintahuan terhadap teknologi, atau keinginan untuk tampil beda. Contohnya, seseorang yang selalu ngikutin tren teknologi terbaru, atau seseorang yang selalu beli produk baru yang lagi hits.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Ada beberapa faktor yang ngaruhin perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Faktor-faktor ini bisa berasal dari dalam diri konsumen itu sendiri, atau dari luar seperti pengaruh lingkungan, budaya, dan lain-lain. Berikut beberapa faktor yang paling sering dipelajari:
- Faktor Internal: Faktor internal ini berasal dari dalam diri konsumen, contohnya seperti:
- Motivasi: Apa yang mendorong konsumen untuk membeli sesuatu? Misalnya, rasa lapar bisa mendorong seseorang untuk beli makanan, atau rasa haus bisa mendorong seseorang untuk beli minuman.
- Persepsi: Bagaimana konsumen memandang suatu produk atau merek? Misalnya, konsumen yang punya persepsi positif terhadap suatu merek, lebih mungkin untuk membeli produk dari merek tersebut.
- Sikap: Sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek juga bisa ngaruhin keputusan pembelian. Misalnya, konsumen yang punya sikap positif terhadap suatu merek, lebih mungkin untuk membeli produk dari merek tersebut.
- Kepribadian: Kepribadian konsumen juga bisa ngaruhin keputusan pembelian. Misalnya, konsumen yang punya kepribadian ekstrovert, lebih mungkin untuk membeli produk yang menonjol dan menarik perhatian.
- Gaya Hidup: Gaya hidup konsumen juga bisa ngaruhin keputusan pembelian. Misalnya, konsumen yang punya gaya hidup aktif, lebih mungkin untuk membeli produk olahraga.
- Faktor Eksternal: Faktor eksternal ini berasal dari luar diri konsumen, contohnya seperti:
- Budaya: Budaya bisa ngaruhin keputusan pembelian konsumen. Misalnya, budaya di suatu negara bisa ngaruhin kebiasaan makan, pakaian, dan gaya hidup.
- Keluarga: Keluarga bisa ngaruhin keputusan pembelian konsumen. Misalnya, orang tua bisa ngaruhin keputusan anak dalam membeli mainan.
- Kelompok Referensi: Kelompok referensi bisa ngaruhin keputusan pembelian konsumen. Misalnya, teman-teman bisa ngaruhin keputusan konsumen dalam membeli pakaian atau gadget.
- Situasi: Situasi juga bisa ngaruhin keputusan pembelian konsumen. Misalnya, suasana hati, cuaca, dan waktu bisa ngaruhin keputusan konsumen dalam membeli sesuatu.
Perbedaan Ciri Khas Perilaku Konsumen
Setiap jenis perilaku konsumen punya ciri khas yang berbeda-beda. Yuk, kita bandingkan ciri khasnya dalam tabel berikut:
Jenis Perilaku | Ciri Khas | Contoh |
---|---|---|
Impulsif | Spontan, tanpa perencanaan, dipicu oleh emosi atau keinginan instan. | Beli baju baru yang lagi diskon meskipun sebenarnya gak butuh. |
Kompulsif | Pembelian berlebihan dan gak terkendali, dipicu oleh rasa tidak aman atau stres. | Terus-terusan beli baju baru meskipun lemari bajunya udah penuh. |
Inovatif | Mencari pengalaman baru dan produk-produk terbaru, dipicu oleh rasa ingin tahu atau keingintahuan terhadap teknologi. | Selalu ngikutin tren teknologi terbaru, atau selalu beli produk baru yang lagi hits. |
Strategi Pemasaran dalam Keputusan Pembelian
Oke, jadi kamu udah paham kan gimana proses pengambilan keputusan pembelian? Sekarang kita bahas gimana sih strategi pemasaran bisa ngaruhin proses itu? Yap, strategi pemasaran yang tepat bisa jadi kunci buat ngebuat konsumen milih produk kamu, lho!
Bayangin aja, kamu lagi haus banget dan pengen minum. Di depan kamu ada dua pilihan: air putih biasa dan minuman soda. Mana yang kamu pilih? Nah, disini peran strategi pemasaran berperan penting buat ngebuat kamu milih minuman soda.
Strategi Diferensiasi Produk
Nah, strategi ini fokus buat ngebedain produk kamu dari kompetitor. Gimana caranya? Bisa dengan ngembangin fitur unik, kualitas bahan yang lebih bagus, atau desain kemasan yang lebih menarik. Misalnya, minuman soda tadi bisa dibedain dengan rasa yang lebih beragam, kandungan gula yang lebih rendah, atau kemasan yang lebih praktis.
Strategi ini ngaruhin tahap evaluasi dan pemilihan dalam proses keputusan pembelian. Konsumen jadi punya pertimbangan lebih buat milih produk kamu karena punya keunggulan yang beda dari kompetitor.
Keputusan pembelian, menurut para ahli, merupakan proses yang kompleks. Proses ini melibatkan berbagai faktor, mulai dari kebutuhan, keinginan, hingga informasi yang didapat. Informasi ini bisa didapat dari berbagai sumber, termasuk dokumen yang terstruktur. Nah, berbicara soal dokumen, kamu bisa cari tahu pengertiannya lebih lanjut di jelaskan pengertian dokumentasi menurut kbbi.
Dokumentasi ini bisa jadi salah satu sumber informasi penting yang memengaruhi keputusan pembelian seseorang. Jadi, bisa dibilang, proses pengumpulan informasi melalui dokumen merupakan bagian penting dari proses pengambilan keputusan pembelian.
Strategi Penentuan Harga
Strategi ini ngatur harga produk kamu biar menarik buat konsumen. Ada beberapa pendekatan yang bisa kamu pake, seperti:
- Harga premium: Buat produk yang punya kualitas tinggi dan eksklusif, harga premium bisa ngasih kesan mewah dan prestisius.
- Harga kompetitif: Ngatur harga yang seimbang dengan kompetitor, bisa jadi strategi buat menarik konsumen yang sensitif terhadap harga.
- Harga penetrasi: Ngasih harga yang rendah di awal buat menarik konsumen sebanyak mungkin, setelah itu harga bisa dinaikkan perlahan.
Strategi penentuan harga ngaruhin tahap evaluasi dan pemilihan dalam proses keputusan pembelian. Konsumen bisa jadi lebih tertarik karena harga yang sesuai dengan budget atau punya nilai tambah yang sepadan dengan harganya.
Strategi Promosi
Nah, ini dia strategi yang paling sering kita temui! Strategi promosi bertujuan buat ngebuat konsumen lebih aware dan tertarik sama produk kamu. Ada beberapa cara yang bisa kamu pake, seperti:
- Iklan: Melalui media massa, online, atau offline, iklan bisa ngasih informasi tentang produk kamu ke konsumen.
- Promosi penjualan: Ngeberikan potongan harga, bonus, atau hadiah buat ngebuat konsumen tertarik buat beli produk kamu.
- Public relations: Ngebangun citra positif tentang produk kamu di mata publik, bisa melalui media sosial atau event.
- Marketing langsung: Ngehubungin konsumen secara langsung, seperti email marketing, sms marketing, atau direct mail.
Strategi promosi ngaruhin tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, dan evaluasi dalam proses keputusan pembelian. Konsumen bisa jadi lebih aware tentang produk kamu dan tertarik buat ngecek informasi lebih lanjut.
Strategi Pemasaran Berfokus pada Penguatan Keputusan Pembelian
Sekarang kita bahas contoh strategi pemasaran buat produk tertentu yang fokus pada penguatan keputusan pembelian. Misal, kamu mau jualan produk skincare yang ngeluarin varian baru.
Nah, untuk nguatin keputusan pembelian konsumen, kamu bisa pake strategi berikut:
- Ngasih testimoni dari influencer yang kredibel: Ngebuat konsumen percaya sama produk kamu karena testimoni dari orang yang mereka percaya.
- Ngeberikan garansi kepuasan: Ngasih rasa aman dan kepercayaan diri buat konsumen kalau produk kamu berkualitas dan mereka bisa ngerasain manfaatnya.
- Ngebuat konten edukatif: Ngasih informasi bermanfaat tentang produk kamu, seperti manfaat, cara penggunaan, dan tips perawatan kulit.
- Ngeadakan event atau workshop: Ngasih pengalaman langsung buat konsumen ngerasain produk kamu dan ngebuat mereka lebih yakin buat beli.
Strategi ini ngaruhin semua tahap proses keputusan pembelian, dari pengenalan kebutuhan sampai evaluasi dan pembelian. Konsumen jadi punya lebih banyak informasi, kepercayaan, dan pengalaman yang ngebantu mereka ngambil keputusan.
Perkembangan Teknologi dan Keputusan Pembelian: Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Para Ahli
Di era digital ini, proses pengambilan keputusan pembelian telah mengalami transformasi yang signifikan. Kehadiran platform e-commerce dan media sosial telah mengubah cara konsumen mencari informasi, membandingkan produk, dan akhirnya memutuskan untuk membeli. Bayangkan, dulu kamu mungkin hanya melihat iklan di televisi atau membaca brosur untuk mencari informasi tentang produk baru. Sekarang, kamu bisa dengan mudah mengakses ulasan produk, membandingkan harga, dan bahkan melihat demonstrasi produk secara langsung melalui video di YouTube atau TikTok. Perkembangan teknologi ini telah membuka pintu bagi konsumen untuk memiliki kontrol penuh atas proses pengambilan keputusan pembelian.
Perkembangan teknologi memiliki dampak yang nyata pada setiap tahapan proses pengambilan keputusan pembelian, mulai dari pengenalan kebutuhan hingga evaluasi pasca pembelian. Berikut adalah tabel yang menunjukkan pengaruh perkembangan teknologi pada setiap tahapan:
Tahapan Keputusan Pembelian | Pengaruh Perkembangan Teknologi |
---|---|
Pengenalan Kebutuhan | – Konsumen dapat menemukan kebutuhan baru melalui iklan online, konten media sosial, dan rekomendasi produk yang dipersonalisasi. – Platform e-commerce memungkinkan konsumen untuk menemukan produk yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya. – Media sosial dapat menginspirasi ide dan kebutuhan baru melalui influencer dan konten viral. |
Pencarian Informasi | – Konsumen dapat mengakses informasi produk dengan mudah melalui situs web, aplikasi e-commerce, dan platform media sosial. – Ulasan dan rating produk dari pengguna lain tersedia secara luas, memberikan informasi yang lebih komprehensif dan objektif. – Perbandingan harga dan fitur produk menjadi lebih mudah dan cepat dengan adanya alat bantu pencarian online. |
Evaluasi Alternatif | – Konsumen dapat membandingkan berbagai produk secara langsung dan mudah melalui platform e-commerce. – Alat bantu perbandingan produk online mempermudah konsumen dalam mengevaluasi alternatif berdasarkan kriteria yang spesifik. – Konsumen dapat membaca ulasan dan testimoni dari pengguna lain untuk mendapatkan informasi yang lebih objektif tentang kualitas dan kinerja produk. |
Keputusan Pembelian | – Platform e-commerce menawarkan berbagai pilihan pembayaran yang aman dan mudah, seperti kartu kredit, transfer bank, dan dompet digital. – Promosi dan diskon online dapat mendorong konsumen untuk segera melakukan pembelian. – Kemudahan akses dan proses pembelian online yang cepat dan praktis meningkatkan kemungkinan konsumen untuk melakukan pembelian. |
Perilaku Pasca Pembelian | – Konsumen dapat memberikan ulasan dan rating produk di platform e-commerce dan media sosial, memberikan umpan balik kepada penjual dan konsumen lain. – Pelayanan pelanggan online dan media sosial memungkinkan konsumen untuk mendapatkan bantuan dan informasi dengan cepat dan mudah. – Program loyalitas dan reward online mendorong konsumen untuk melakukan pembelian ulang dan meningkatkan engagement dengan merek. |
Penutup
Jadi, memahami keputusan pembelian bukan cuma soal ngerti apa yang dibeli, tapi juga tentang ngerti kenapa orang beli. Dari memahami faktor-faktor yang mempengaruhi, sampe ngerti cara ngebaca perilaku konsumen, semua ini penting buat kamu yang mau sukses di dunia bisnis. Nah, semoga penjelasan di atas bisa membantu kamu lebih memahami proses pengambilan keputusan pembelian, ya!